Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:11 WIB | Senin, 21 September 2015

Gencatan Senjata di Tiga Pertempuran di Suriah

Pasukan pemerintah Suriah di Zabadani. (Foto: dari SANA)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Sebuah kesepakatan gencatan senjata baru mulai berlaku pada hari Minggu (20/9) antara pasukan pro-pemerintah Suriah dan pemberontak Islamis di tiga wilayah medan pertempuran, kata seorang pejabat lokal dan kelompok monitoring.

Gencatan senjata berlaku pada dua desa yang tersisa di Provinsi Idlib, di barat laut Suriah, yang masih dikuasai pemerintah dan benteng terakhir pemberontak di dekat perbatasan Lebanon, kota Zabadani.

"Gencatan senjata berlaku di Zabadani, Fuaa dan Kafraya yang dimulai pada siang hari (pukul 09.00 GMT), namun  ada beberapa kontak  senjata sporadis di Fuaa pada sore hari," kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium untuk Hak Asasi Manusia Suriah.

Dia mengatakan penembak gelap  melakukan aksi di Fuaa dari desa tetangga, Binesh, menewaskan satu tentara pemerintah dan melukai tiga lainnya. Kejadian itu menyebabkan kontak senjata singkat, namun kemuian tenang kembali.

Abdel Rahman mengatakan perjanjian gencatan senjata itu "tidak menetapkan mengakhiri gencatan senjata" dan bahwa para pihak yang berikai akan melanjutkan negosiasi untuk gencatan senjata yang lebih luas.

Seorang anggota dewan kota Zabadani, yang terlibat dalam pembicaraan, menegaskan bahwa negosiator telah menetapkan tidak ada tanggal akhir.

Kelompok Syiah

Pasukan pro pemerintah melancarkan serangan untuk merebut  kota  Zabadani pada bulan Juli, mendorong aliansi pemberontak, termasuk ekstremis Muslim Sunni, Al-Qaeda, mengepung desa  Fuaa dan Kafraya di Idlib yang penghuninya adalah kelompok Syiah.

Seorang penduduk kota Madaya, yang berdekatan dengan Zabadani, kepada AFP mengatakan bahwa situasi di sana "benar-benar tenang".

Gencatan senjata itu muncul setelah para pemberontak melancarkan salah satu serangan paling sengit di Fuaa dan Kafraya. Serangan dimulai hari Jumat dengan setidaknya menggunakan sembilan bom mobil  di pinggiran dua desa itu. Tujuh dari bom diledakkan dalam aksi bom bunuh diri.

Setidaknya 66 pemberontak, 40 milisi pro pemerintah dan tujuh warga sipil tewas dalam serangan terbaru itu, kata kelompok Observatorium.

Usaha Ketiga

Gencatan senjata pada hari Minggu itu adalah usaha ketiga untuk menyetujui gencatan senjata bagi tiga wilayah tersebut. Sebuah gencatan senjata disepakati bulan lalu hanya berlangsung selama 48 jam.

Masalah dalam gencatan senjata terkait penarikan semua pemberontak dari Zabadani, perjalanan yang aman bagi warga sipil yang ingin meninggalkan Fuaa dan Kafraya, dan bantuan makanan dan medis bagi mereka yang tetap tinggal.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home