Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 14:14 WIB | Jumat, 06 November 2015

Hamas Serukan Intifada Ketiga

Hamas Serukan Intifada Ketiga
Para demonstran Palestina melemparkan batu ke arah para penjaga perbatasan Israel di dekat dinding kontroversial yang memisahkan kota Abu Dis, Tepi Barat, dari Yerusalem timur, saat bentrok dengan pasukan keamanan Israel, pada 2 November 2015. AFP HOTO/Ahmad Gharabli
Hamas Serukan Intifada Ketiga
Beberapa mahasiswa Palestina dari Universitas Birzeit terlibat bentrokan dengan tentara Israel di pintu masuk utara Kota Al-Bireh Palestina di pinggiran Kota Ramallah, wilayah pendudukanTepi Barat, pada 29 Oktober 2015. AFP PHOTO/Abbas Momani
Hamas Serukan Intifada Ketiga
Para pengunjuk rasa Palestina meneriakkan berbagai slogan saat bentrok dengan tentara Israel di dekat pagar perbatasan antara Israel dan Khan Yunis, Jalur Gaza pada 16 Oktober 2015. Warga Palestina menyerukan "Jumat Revolusi" terhadap Israel, saat orang-orang Yahudi mempersenjatai diri dengan segala sesuatu mulai dari senjata hingga sapu, di tengah gelombang serangan dari warga Palestina yang mengguncang negara tersebut. AFP PHOTO/ Said Khatib
Hamas Serukan Intifada Ketiga
Seorang wanita memegang spanduk saat melakukan unjuk rasa untuk mendukung rakyat Palestina di pusat kota Roma pada 16 Oktober 2015. Warga Palestina menyerukan "Jumat Revolusi" terhadap Israel ketika pasukan keamanan Israel dikerahkan secara besar-besaran di Yerusalem setelah dua pekan serangan warga Palestina di kota tersebut dan di seluruh Israel. AFP PHOTO/ Filippo Monteforte

GAZA, SATUHARAPAN.COM – Pemimpin Hamas Khaled Meshaal menyerukan kepada semua kelompok Palestina untuk bersatu melawan Israel—dia sebut Iftifada atau pemberontakan—pada hari Kamis (5/11). Atas seruan itu, pemimpin kelompok Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) melalui sebuah video dari Qatar juga mendesak beberapa organisasi lainnya juga bergabung dalam “kepemimpinan operasional Iftifada” dengan melakukan strategi yang disetujui bersama.

Bentrokan berdarah yang terjadi sejak Oktober antara Palestina dan Israel setidaknya telah merenggut  puluhan nyawa warga. Sembilan di antaranya merupakan warga Israel dan 70 warga Palestina serta satu orang warga Arab Israel. Banyak dari kekerasan tersebut melibatkan warga sipil Palestina yang tewas karena menyerang dan ditembak mati.

Tidak ada satu pun pemimpin, baik dari Palestina maupun Israel yang menyebutkan gelombang kekerasan tersebut adalah Iftifada dalam bahasa Arab yang berarti “melepakan diri”. Namun, kedua belah pihak khawatir, kekerasan itu bisa menyebabkan Iftifada. Ribuan orang tewas serta lainnya terluka dalam kekerasan yang hampir setiap hari terjadi pada dua Iftifada yang pertama ditahun 1987 – 1993 dan tahun 2000 – 2005.  

Ketegangan memanas sejak bulan September lalu terkait dengan status kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang dicaplok Israel sebagai situs suci bagi umat Islam dan Yahudi sebelum serangan terjadi pada 1 Oktober lalu.

Warga Palestina menuduh Israel berusaha mengubah aturan yang mengatur kompleks tersebut, tapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa dia tidak akan mengubah status quo yang melarang warga Yahudi melakukan ibadah disana. (AFP)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home