Loading...
INDONESIA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 18:52 WIB | Selasa, 10 Mei 2016

HMI Kembali Datangi KPK Bukan untuk Anarki

HMI Kembali Datangi KPK Bukan untuk Anarki
Ketua HMI saat menyerahkan nasi bungkus kepada KPK, hari Selasa (10/5), di depan gedung KPK, Jakarta (Foto: Febriana DH)
HMI Kembali Datangi KPK Bukan untuk Anarki
HMI Kembali Datangi KPK Bukan untuk Anarki
HMI saat berorasi di depan gedung KPK

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), pada hari Selasa (10/5), kembali menyambangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mereka yang kompak mengenakan peci berwarna hijau menemui perwakilan humas KPK untuk memberikan seikat bunga, lima buah sapu lidi, dan empat nasi bungkus.

“Ini semua sebagai simbolisasi dukungan kami terhadap KPK. Seikat bunga adalah bentuk cinta kami, sapu lidi adalah lambang KPK harus bersih dan juga bersihkan korupsi, serta nasi bungkus sebagai pengingat kepada pemimpin KPK untuk tetap berpihak pada kemaslahatan rakyat, bukan terhadap kelompok tertentu,” ujar Mulyadi P Tamsir, Ketua Umum HMI.

Sebelumnya, pada hari Senin (9/5), HMI telah menyambangi gedung antirasuah untuk menyampaikan protes dan kekecewaannya atas pernyataan salah satu Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, di suatu acara televisi beberapa waktu lalu.

Pernyataan Saut yang mengatakan bahwa “mereka orang-orang cerdas ketika mahasiswa, kalau di HMI minimal LK I, tetapi ketika menjadi pejabat mereka korup dan sangat jahat”, sontak menimbulkan reaksi keras seluruh kader dan alumni HMI. Saut dianggap merugikan dan mendiskreditkan organisasi HMI.

Mereka juga menilai pernyataan tersebut tendensius dan tidak pantas dilontarkan di depan media massa oleh seorang pejabat publik.

“Untuk itu kami mengecam keras penyataan itu, dan mengingat kasus tersebut menyangkut marwah organisasi dan seluruh kader HMI, kami akan membawanya ke ranah hukum,” kata Mulyadi.

Namun, Mulyadi juga meminta kepada seluruh cabang dan kader HMI untuk tidak terprovokasi.

“Bagi seluruh cabang dan kader HMI untuk tidak emosional dan tidak terprovokasi ketika melakukan aksi yang justru kontraproduktif terhadap perjuangan gerakan kita,” ujar Mulyadi.

Saut, dalam konferensi persnya di gedung antirasuah hari Senin (9/5), telah menyampaikan permintaan maafnya kepada HMI.

“Terkait acara di Benang Merah pada hari Kamis (5/5) lalu, saya selaku pribadi tidak bermaksud menyinggung HMI atau lembaga lain, sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau persepsi, untuk itu saya mohon maaf atas pernyataan tersebut. Sekali lagi saya mohon maaf,” ujar Saut.

Saut juga menyatakan ingin menjaga tali silaturahmi dan ingin HMI tetap menjadi mitra KPK dalam pemberantasan korupsi.

“Kami akan segera melakukan pertemuan dengan pemimpin HMI untuk menjalin silaturahmi yang lebih baik lagi. Kami berlima percaya HMI sebagai lembaga penggerak aktifis mahasiswa di Indonesia bisa menjadi mitra KPK dalam upaya pemberantasan korupsi,” kata Saut.

Ketika ditanya awak media terkait apakah HMI menerima permintaan maaf Saut, Mulyadi mengatakan secara pribadi telah memaafkan, tapi proses hukum akan terus berjalan.

“Secara pribadi kita maafkan, tapi secara hukum Pak Saut silakan menempuh jalur hukum. Ini menyangkut perasaan sekian ratus ribu kader dan sekian juta alumni yang pernah mengikuti LK I. Jadi itu tidak bisa serta merta dengan minta maaf itu selesai,” ujar Mulyadi.

Mulyadi menegaskan bahwa kasus ini sebagai peringatan bagi pejabat lainnya.

“Ini peringatan keras bagi seluruh pejabat negara bahwa harus menjaga lisannya. Menjaga perbuatannya,” katanya.

HMI yang mempunyai total 202 cabang di daerah, sekitar 100 diantaranya dikatakan Mulyadi telah melaporkan Saut ke kepolisian setempat.

“Sudah ada sekitar 100 yang sudah melapor dari total 202 cabang di daerah. Ini menyangkut perasaan kader, jadi kader berhak melaporkan,” ia menambahkan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home