Loading...
BUDAYA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 14:00 WIB | Minggu, 21 Juni 2015

HUT DKI: Betawi Diharapkan Masuk Mulok di Sekolah

Ilustrasi: kesenian gambang kromong modern Karya Betawi. (Foto: karyabetawi.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Biem Triani Benjamin, putra ketiga dari seniman serbabisa Betawi terkenal, almarhum Benyamin Sueb, yang duduk di Gedung Parlemen Senayan, mengharapkan kesenian dan kebudayaan Betawi masuk dalam muatan lokal (mulok) di sekolah, dari tingkat SD hingga SMA, di Kota DKI Jakarta.

“Saya harap kesenian dan budaya Betawi masuk dalam mulok di sekolah-sekolah di DKI Jakarta, baik di tingkat SD, SMP dan SMA,” ujar Biem saat ditemui satuharapan.com di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (17/6).

Mengenai kondisi kesenian dan budaya Betawi saat ini, menurut dia, banyak seniman Betawi yang mengeluhkan. Karena, para seniman tidak memiliki waktu dan tempat untuk menampilkan kesenian dan budaya Betawi tersebut.

“Tampilnya di mana? Cuman setahun sekali di hari ulang tahun DKI Jakarta, setelah itu kesenian tidak ada tempat dan waktu,” ujar politisi Partai Gerindra itu.

Oleh karena itu, dia berharap nantinya seni dan kebudayaan Betawi bisa mendapatkan tempat di pusat perbelanjaan, hotel, dan sejumlah kantor. Sehingga seni dan kebudayaan tersebut bisa hidup kembali.

Senada, anggota DPR RI dari daerah pemilihan DKI Jakarta III Tantowi Yahya mengharapkan upaya afirmatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui pembuatan peraturan daerah (perda) guna menghadirkan kembali kesenian dan kebudayaan Betawi dalam ruang-ruang publik, khususnya pada tempat yang bersentuhan dengan pariwisata seperti hotel-hotel kelas internasional.

“Instrumennya adalah perda, jadi harus ada upaya afirmatif dari pemerintah untuk menghadirkan kesenian dan kebudayaan Betawi itu di relung masyarakat, khususnya tempat bersentuhan dengan pariwisata,” kata politisi Partai Golkar itu.

Menurut dia, saat ini ornamen DKI Jakarta sulit ditemukan di hotel-hotel kelas internasional. Padahal, tempat tersebut adalah etalase strategis untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan Betawi kepada turis asing dan lokal. “Di sini saya lihat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini beda dengan di era kepemimpinan Sutiyoso sebagai gubernur yang sangat berpihak kepada kesenian dan kebudayaan Betawi,” ujar Tantowi.

Dia berpendapat,upaya afirmatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga harus terlihat dalam menghadirkan kuliner khas Betawi dalam menu-menu makanan di hotel, kafe, ataupun restoran. Sementara agar kesenian dan budaya Betawi tidak terpinggirkan dan tertindas oleh kesenian baru atau dari daerah lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa membuat panggung-panggung pertunjukan.

“Itu bisa diatur, artinya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan kehadirannya dalam upaya memaksakan kehadiran dari kesenian tradisional di tempat semestinya kesenian itu hadir,” ujar Tantowi.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home