Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 14:39 WIB | Kamis, 06 Agustus 2015

HUT ke-70 RI Momentum Refleksi Kekuatan Pertahanan Indonesia

Anggota Komisi I DPR RI, DR. Sukamta. (Foto: jogja.pks.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Sukamta mengatakan peringatan ke-70 Kemerdekaan RI nanti bisa menjadi momentum bangsa Indonesia untuk merefleksi kekuatan pertahanan yang dimiliki Indonesia.

Sukamta berpendapat bahwa bangsa Indonesia harus menjadi negara yang kuat, ekonomi,sosial, budaya, politik, pertahanan, dan keamanan.

“Indonesia yang kuat bukan menjadi ancaman bagi bangsa lain tetapi untuk kesejahteraan bangsa sendiri dan agar Indonesia dihormati oleh bangsa-bangsa lain baik tetangga dekat maupun jauh sambil berkontribusi dalam memelihara perdamaian dunia sebagaimana amanah UUD 1945,” kata Sukamta dalam keterangan persnya yang diterima satuharapan.com, di Jakarta, hari Kamis (6/8).

“Kita perlu merefleksikan semangat kemerdekaan Indonesia untuk memperbaiki kekuatan pertahanan kita. Lembaga pemeringkat kekuatan militer dunia Global Fire Power Military Indonesia berada pada urutan ke-12 dengan Power Index 0.5231. Dengan semangat kemerdekaan, kita mesti terus meningkatkan power index Indonesia. Mudah-mudahan tahun 2016 power index kita beranjak masuk 10 besar kekuatan militer dunia dan pada tahun 2024 mudah-mudahan bisa masuk lima besar,” kata politisi PKS ini.

Wakil rakyat dari Dapil Daerah istimewa Yogyakarta ini menambahkan bahwa untuk mencapai itu, setidaknya ada tiga hal yang perlu ditingkatkan yaitu, Sumber Daya Manusia (SDM), Alutsista dan anggaran. Personil TNI berjumlah sekitar 400.000 perang personel TNI memiliki kemapuan tempur cukup baik.

Ditambah lagi, kata Sukamta Indonesia memiliki sejumlah pasukan elit khusus di masing-masing matra seperti Kopassus dan Raider AD Paskhas dan Denbravo (Detasemen Bravo) 90 di AU, Kopaska (Komando Pasukan Katak), Yotaifib (Batalyon Intai Amfibi) dan Denjaka (Detasemen Jala Mangkara) di AL. Daya tempur personil TNI mungkin saja masih lebih unggul dari pada negara-negara lain jika dihadapkan dengan cara vis and vis di lapangan tanpa senjata.Daya survival dan daya tempur pasukan elit Indonesia sudah diakui kehebatanya oleh negara-negara lain.

“Ini menjadi kebanggaan tersendiri, tapi jangan terlena.Kita harus terus tingkatkan kuantitas dan kualitasnya,” kata dia.

Untuk itu,kata Sukamta terkait Alutsista dan anggaran pertahanan TNI memiliki program Renstra dan MEF (Minimum Essential Forces).

“TNI memiliki program Renstra dan MEF (Minimum Essential Forces). Renstra yang dibuat TNI terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu Renstra tahap I (2005- 2009), Renstra tahap II (2010-2014), Renstra tahap III (2015-2019). Anggaran untuk Renstra tahap II meningkat 100 persen dari tahap I, sedangkan untuk tahap III anggaran meningkat 100 persen,” kata dia.

Sukamta menambahkan bahwa TNI juga mengagendakan MEF (Minimum Essential Forces) untuk memenuhi kebutuhan minimum pertahanan ke dalam tiga tahap, yaitu MEF tahap I (2010-2014), MEF tahap II (2015-2019) dan MEF tahap III (2020-2024).Dari tahun ke tahun, tahap ke tahap anggaran untuk membeli dan memperbaharui Alutsista terus meningkat.

“Kita mendorong agar anggaran tersebut terus ditingkatkan untuk tahun-tahun selanjutnya,” kata dia.

“Kalau SDM, Alutsista dan anggaran terus kita tingkatkan baik kuantitas dan kualitasnya melalui program Renstra dan MEF ini, saya yakin Indonesia bisa masuk menjadi lima besar kekuatan militer dunia pada tahun 2014,” katanya.

Editor : Bayu Probo

Ikuti berita kami di Facebook


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home