Loading...
DUNIA
Penulis: Bayu Probo 10:20 WIB | Rabu, 29 Oktober 2014

Ibadah Lintas Iman Diselenggarakan Pasca-Tragedi Ottawa

Bendera Kanada dikibarkan setengah tiang di atas gedung Canadian Parliament sehari setelah Kopral Nathan Cirillo dari Canadian Army Reserves tewas ditembak pria bersenjata saat berjaga-jaga di depan National War Memorial, Ottawa, Kanada pada 23 Oktober 2014. Setelah menembak mati Cirillo, pria bersenjata tersebut menyerbu gedung parlemen utama, seraya meneror publik dan politisi, sebelum pelaku itu berhasil ditembak mati. (Foto: AFP)

OTTAWA, SATUHARAPAN.COM – Christ Church Cathedral di pusat kota Ottawa pada Minggu (26/10) menyelenggarakan ibadah lintas agama menyusul serangan penembakan mematikan pekan lalu di jantung ibu kota.

Para pemimpin Yahudi, Muslim dan Kristen berbicara pada ibadah bertajuk “Doa untuk Ottawa”. Hadirin dari segala usia, beberapa berseragam militer, mengisi bangku yang tersedia.

Rabbi Barry Schlesinger mengatakan bahwa kitab suci Yahudi mengecam pembunuhan itu. Pembunuhan pada satu orang adalah luka mematikan bagi masyarakat secara keseluruhan. Imam Samy Metwally menyampaikan kecaman serupa yang keras. Semua mendesak untuk optimistis dan bertekad dalam menghadapi pertumpahan darah yang tidak masuk akal ini.

“Kami kuat dalam iman, kuat dalam harapan, dan kuat dalam kasih,” kata Pdt Shane Parker kepada 200-an orang yang hadir pada ibadah tersebut. Sebelumnya, dia mengatakan bahwa penting untuk bersatu setelah peristiwa sulit seperti itu, “terutama ketika agama menjadi faktor di dalamnya.”

Pada hari Minggu malam, media-media merilis pernyataan yang mengatakan polisi memiliki “bukti persuasif” bahwa Michael Zehaf-Bibeau telah bertindak dengan “motif ideologi dan politik”.

Wali Kota Ottawa, Jim Watson, juga pertemuan itu. Dia mengatakan adalah hal yang indah melihat orang-orang dari agama yang berbeda bersatu. Dia mengucapkan terima kasih pada Kopral Nathan Cirillo, dan mengatakan bahwa anggota korps tentara cadangan dari wilayah Hamilton yang ditembak mati pada acara di Monumen Peringatan Perang Kanada, hari  Rabu lalu itu tidak “akan pernah terlupakan” oleh warga Ottawa.

Kepala Polisi Charles Bordeleau mengatakan bahwa dalam sepekan terakhir Ottawa “melihat realitas ancaman” yang dihadapi kota-kota di Kanada. Dia juga menegaskan permintaan sebelumnya kepada masyarakat untuk melaporkan kepada polisi setiap aktivitas yang mencurigakan. “Berdiri dengan tegap,” katanya, “adalah satu-satunya sikap yang harus kita ambil.”

Dan Paul Dewar, anggota Parlemen dari Ottawa Tengah, mengingat kata-kata terakhir Cirillo saat ia terbaring sekarat yang ditulis di Makam Prajurit Tak Dikenal. Hal itu diucapkan oleh pengacara Barbara Winters yang berusaha membantu dia: “Kamu dikasihi. Kamu adalah orang yang berani.”

Para pemimpin politik dan agama membuat sebuah acara untuk mengenang prajurit Patrice Vincent. Dia meninggal di Quebec pekan lalu akibat ditabrak mobil yang dikendarai seorang pria yang diduga dari kelompok “radikal”.

Canon Catherine Ascah menyampaikan bacaan Alkitab dan lagu-lagu yang dikumandangkan untuk membangkitkan semangat keluar dari kekacauan hari Rabu: harapan, perdamaian, ketahanan.

“Berbahagialah orang yang berduka cita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan mewarisi bumi,” kata dia membaca suatu bagian dari Injil Matius, kepada jemaat.

Dia mengatakan Christ Church memutuskan untuk mengadakan ibadah doa sehari setelah serangan oleh Zehaf-Bibeau di monumen perang dan degung parlemen. Dia mengatakan bahwa penting bagi para pemimpin agama di kota ini untuk mengutuk kekerasan pekan ini secara bersama-sama, dan publik menyaksikan persatuan ini.

Di wilayah selatan dari katedral kota,  orang-orang juga berkumpul pada hari Minggu malam di Tudor Hall untuk acara makan malam bagi veteran. Acara tahunan ini menjadi memiliki makna yang lebih besar, karena peristiwa pekan sebelumnya itu.

Penyerang Berencana Pergi ke Suriah

Pria yang menyerbu parlemen Kanada di Ottawa mengajukan permohonan paspor untuk pergi ke Suriah, dan tidak ada hubungannya dengan serangan pada awal pekan ini, ungkap komisioner kepolisian federal pada hari Kamis.

Pembunuhan seorang tentara oleh pria di sebuah monumen di pusat kota, dan penyerbuan ke parlemen pada Rabu tidak terkait dengan serangan mematikan terhadap seorang tentara di Quebec dua hari sebelumnya,  kata Komisioner Kepolisian Kanada, Bob Paulson, dalam sebuah konferensi pers.

Para penyidik menetapkan bahwa tersangka yang diidentifikasi oleh Paulson bernama Michael Zehaf-Bibeau, telah berada di Ottawa sejak 2 Oktober “untuk mengurus paspor.” "Dia... berharap dapat pergi ke Suriah,” ungkap pejabat tertinggi kepolisian negara itu.

“Ada kekhawatiran bahwa mungkin ada lebih dari satu orang yang terlibat,” kata Paulson. Namun kepolisian ECMP dan Ottawa sependapat “bahwa Zehaf-Bibeau beraksi sendirian,” katanya.

Masih belum jelas apakah Zehaf-Bibeau “mendapat bantuan dalam rencana penyerangannya,” dia menambahkan.

Polisi juga mengumpulkan informasi bagaimana dia mendapatkan senapan jenis Winchester. Dia dilarang memiliki senjata api sebagai hukuman pidana atas kasus kepemilikan narkoba dan mengancam dalam sebuah aksi penjambretan.

Diringkus Saat PM Letakkan Karangan Bunga

Polsisi setempat juga membekuk seorang pria di dekat monumen peringatan perang Kanada pada hari Kamis ketika Perdana Menteri, Stephen Harper, dan istri tiba untuk meletakkan karangan bunga bagi seorang tentara yang meninggal sehari sebelumnya.

Harper dan istri Laureen berjalan beriringan ke makam prajurit yang meninggal akibat diserang oleh seorang pria bersenjata pada Rabu di jantung ibu kota Ottawa.

Saat mereka mendekati makam, tiba-tiba terdengar teriakan di luar garis polisi yang dipasang di sekitar monumen. Namun Harper dan istri terus berjalan. Laureen kemudian meletakkan karangan bunga. Keduanya menundukkan kepala saat mengheningkan cipta dan kemudian meninggalkan lokasi.

Sementara itu, di trotoar di mal Sparks, seorang pria dengan pakaian kumal dan sudah beruban diborgol dan digiring masuk mobil polisi. (ottawacitizen.com/AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home