Ibadah Palsu

SATUHARAPAN.COM – Kita sering dengan mudah menilai orang lain dari tampak luarnya saja. Misalnya, mengatakan Si A itu jahat karena tidak ramah dan kurang peduli orang lain. Atau, menyebutkan Si B itu baik hati karena sering memberi dan mentraktir makan. Hal itu sama saja seperti kita menilai sebuah buku hanya dari sampulnya. Kalau sampulnya terlihat bagus dan menarik, banyak orang membelinya karena percaya isinya juga bagus. Benarkah demikian?

Kenyataannya banyak orang kecewa dan merasa tertipu oleh penampilan sebuah buku. Banyak orang juga tertipu oleh perilaku yang terlihat baik, sopan, rajin beribadah, padahal sesungguhnya ia seorang yang sangat kejam, bahkan tega membunuh.

Kita perlu menyadari bahwa seluruh hidup ini adalah anugerah Allah. Sehingga apa pun yang kita lakukan seharusnya untuk memuliakan-Nya. Dalam Kitab Yesaya 58:1-12, Allah mengatakan bahwa umat-Nya terlihat rajin beribadah dan berpuasa, tetapi semua yang mereka lakukan adalah ibadah palsu! Ibadah yang tidak tulus. Pernyataan yang mengejutkan! Allah ternyata belum tentu berkenan dengan apa yang kita nyatakan ”untuk Dia”.

Pandangan Allah berbeda dengan apa yang dilihat manusia. Perilaku manusia yang penuh rekayasa membuat Allah gusar. Manusia bisa melakukan berbagai bentuk kebaikan dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi tanpa diketahui orang lain. Kita mungkin rajin melayani pekerjaan Tuhan, tetapi dalam hati masih menyimpan kesombongan, kebencian atau kepahitan kepada sesama.

Kita lupa bahwa Allah Mahatahu dan Mahasuci.  Allah tidak berkenan pada ibadah palsu, ibadah yang didasari hati kotor, mementingkan diri sendiri, tidak jujur, kejam terhadap orang lain, suka menindas dan merampas hak orang lain, bahkan tidak peduli kepada penderitaan orang. Mari bersihkan hati dan perilaku kita agar ibadah kita tak sia-sia!

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com