Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 20:20 WIB | Sabtu, 14 November 2015

Prancis Umumkan Perang Pembalasan Tanpa Ampun Melawan ISIS

Presiden Prancis Francois Hollande (tengah), diapit oleh Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve (kiri) dan Perdana Menteri Perancis Manuel Valls (kanan) menyampaikan pernyataannya kepada wartawan di dekat aula konser Bataclan di pusat kota Paris, pada 14 November 2015. Sedikitnya 120 orang tewas dalam serangkaian pengeboman dan penembakan di Bataclan dan di stadion Stade de France, Paris, pada 13 November. Jumlah korban tewas tersebut kemungkinan akan terus bertambah. (Foto: AFP)

PARIS, SATUHARAPAN.COM -  Prancis mengumumkan perang pembalasan tanpa ampun kepada ISIS setelah pembantaian di Paris yang menelan 127 korban tewas pada hari Jumat (13/11). ISIS diyakini berada di balik serangan di enam lokasi tersebut, menyusul klaim kelompok ekstremis itu, walaupun belum dapat diverifikasi secara independen.

Presiden Prancis, Francois Hollande, dalam pernyataannya hari Sabtu (14/11) mengatakan apa yang terjadi di Paris merupakan tindakan perang yang dilakukan ISIS terhadap Prancis dan negaranya tidak akan tinggal diam. Selain korban meninggal, tidak kurang dari 200 orang lainnya dirawat di rumah sakit.

Prancis mengumumkan tiga hari berkabung untuk memghormati korban teror.

"Ini adalah tindakan perang yang dilakukan oleh tentara teroris, pasukan jihad, Daesh, melawan Prancis," kata Hollande  dari Istana Elysee, menggunakan akronim Arab untuk ISIS, sebagaimana dilaporkan oleh The New York Times..

"Ini adalah tindakan perang yang disiapkan, terorganisir dan terencana dari luar negeri, dengan keterlibatan dari dalam...."

"Prancis, karena dikhianati, dipermalukan, dan diserang dengan keras, tidak dapat memaafkan tindakan barbar Daesh," kata Hollande.

Ia melanjutkan, Prancis dengan bertindak menurut hukum, akan melakukan segala cara yang perlu, di semua medan di dalam maupun di luar negeri, dengan koordinasi bersama sekutunya, yang juga telah menjadi target.

Hollande bersumpah bahwa Prancis akan melakukan pembalasan "tanpa ampun."

Pernyataan Hollande memberi tanda paling jelas bahwa Prancis secara signifikan bisa meningkatkan upaya militer yang dipimpin AS untuk menyerang ISIS.

Hollande aktif meningkatkan partisipasi Prancis dalam kampanye udara militer melawan ISIS pada akhir September. Minggu lalu, Prancis menyerang operasi minyak di bawah kontrol ISIS di Suriah. Pada 8 Oktober, mereka melakukan serangan yang ditargetkan terhadap gerilyawan di Raqqa, Suriah, khususnya untuk menyasar Salim Benghalem, warga negara Prancis yang bergabung dengan ISIS.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home