Loading...
MEDIA
Penulis: Melki Pangaribuan 13:48 WIB | Senin, 23 Januari 2017

ICMI Imbau Muslim dan Non Muslim Waspadai Berita Bohong

Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie, mengimbau kepada semua kalangan masyarakat baik muslim maupun non muslim untuk mewaspadai berita bohong atau hoax yang beredar di tengah masyarakat.

Jimly menyampaikan imbauan itu saat konferensi pers di kantor Presiden, Jakarta, hari Senin (23/1) usai pimpinan dan pengurus ICMI bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.

“Jadi sebagai organisasi cendekiawan, kami ingin mengingatkan semua kalangan umat Islam maupun umat non muslim siapa saja, untuk selalu waspada menerima segala jenis berita, itu harus hati-hati banyak yang hoax,” kata Jimly menanggapi foto larangan wayang kulit yang beredar di media sosial dan bendera bertuliskan Arab.

Beberapa hari terakhir beredar gambar foto yang memuat spanduk yang bertuliskan “Pemutaran Wayang Kulit Bukan Syariat Islam” sementara pada bagian bawah spanduk tertulis Aliansi Masyarakat Muslim Se Jak-Pus. (Foto: Ist.)

Mengenai hal tersebut, Jimly memohon kepada semua kalangan masyarakat dalam menerima segala macam berita harus berhati-hati. Jangan mau diadu domba, termasuk yang pasang spanduk-spanduk seperti itu tidak usah ditanggapi dan jangan membuat kita jadi kesal atau marah, katanya.

“Kita dorong, kita persilahkan petugas yang bertanggung jawab untuk menertibkan spanduk-spanduk yang menyebarkan saling benci-membenci,” lanjutnya.

Menurut dia, Indonesia merupakan negara bebas, tapi batasnya freedom of speech itu batasnya bukan hate speech.

“Ya kan bukan animosity, permusuhan. Bukan kebencian dan permusuhan, dan dalam agama itu juga dilarang,” katanya.

Perang Informasi Bohong

Presiden Joko Widodo sebelumnya menegaskan, pemerintah terus memerangi informasi bohong alias kabar bohong atau hoax yang tersebar di media sosial. Bentuk kabar bohong ini bisa seolah seperti berita asli yang bisa memberi pengaruh tertentu pada massa pembaca atau pemirsanya.

"Saya kira sudah lama kita bertarung dengan yang namanya kabar bohong, yang namanya hoax itu, saya kira kita sudah bertarung lama dan ini terus-menerus," kata Jokowi, usai mengikuti kejuaraan panahan Bogor Terbuka 2017, di Lapangan Pusat Pendidikan Zeni TNI AD, di Bogor, Jawa Barat, hari Minggu (22/1).

Jokowi juga menegaskan, di mana-mana dia selalu menyampaikan seluruh masyarakat harus memulai membangun budaya baru, terutama kesantunan dan kesopanan dalam berujar di media sosial.

"Membangun nilai-nilai kesopanan, nilai kesantunan dalam berucap dalam menyampaikan ujaran-ujaran di medsos, jangan menghasut, jangan memfitnah, menyebarkan kabar bohong, jangan menyebarkan ujaran kebencian. Selalu saya sampaikan di mana-mana," katanya.

Jokowi juga menyampaikan, dalam keterbukaan pada saat ini, berita bohong telah terjadi di banyak negara sehingga dia tidak akan mengeluh untuk menghadapi itu.

"Saya kira kita berhadapan dengan masalah keterbukaan ini ya seperti itu. Ya kita hadapi karena semua negara juga menghadapi. Nggak perlu banyak keluhan ya," katanya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home