IMF: Ekonomi Indonesia Berpotensi Tumbuh 6,5 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh hingga 6,5 persen (tahun ke tahun) dalam jangka menengah (tahun 2022) dengan reformasi struktural yang akan meningkatkan produktivitas dan menarik investasi untuk pembiayaan pembangunan menurut Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
"Reformasi di fiskal dan reformasi struktural lainnya menunjukan potensi pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 6,5 persen di jangka menengah," kata IMF dalam Laporan Konsultasi Artikel IV untuk Indonesia 2017 yang telah disimpulkan dalam pertemuan Dewan Direktur IMF belum lama ini.
IMF mengapresiasi capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menyambut baik fokus bauran kebijakan jangka pendek antara otoritas untuk mendorong pertumbuhan.
Dalam laporannya, IMF juga menyoroti belanja pemerintah yang dialokasikan ke sektor-sektor prioritas, serta pertumbuhan investasi yang banyak meningkatkan sumber pendanaan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia.
IMF menekankan segala proses reformasi fiskal dan reformasi struktural lainnya harus menjadi prioritas agar pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan negara untuk mendukung pembiayaan pembangunan.
Dewan Direktur IMF menyimpulkan prospek perekonomian Indonesia positif, namun menyarankan pemerintah tetap mewaspadai berbagai risiko.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menyambut baik hasil penilaian IMF. Dia menyebut penilaian IMF sesuai dengan kajian Bank Sentral, yang meyakini ketahanan perekonomian Indonesia semakin kuat. Indikatornya, selama 2017 inflasi berada di level rendah 3,61 persen (tahun ke tahun).
"Inflasi yang terjaga pada level yang rendah dan stabil tersebut memberikan suasana yang kondusif bagi upaya penguatan momentum pemulihan ekonomi domestik," katanya.
Pertumbuhan ekonomi 2017 yang mencapai 5,07 persen ditopang oleh perbaikan investasi infrastruktur pemerintah dan peran investasi swasta. Selain itu, membaiknya ketahanan yang ditandai dengan neraca transaksi berjalan yang sehat dan aliran masuk modal asing yang tinggi, serta nilai tukar rupiah stabil.
"Bank Sentral memandang bahwa terdapat peluang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih kuat dan berkelanjutan melalui penguatan implementasi reformasi struktural," kata Agus. (Antara)
Editor : Melki Pangaribuan
Siapakah Abu Mohammed al-Golani, Pemimpin Pemberontak Yang S...
ALEPPO, SATUHARAPAN.COM-Selama belasan tahun terakhir, pemimpin militan Suriah, Abu Mohammed al-Gola...