Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 18:27 WIB | Jumat, 22 Mei 2015

Imigran Rohingya Ancam Stabilitas Kawasan Asia dan Pasifik

Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI Andy Rachmianto tengah. (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kementerian Luar Negeri RI Andy Rachmianto mengatakan imigran ireguler asal Rohingya dan Bangladesh ini mengancam stabilitas negera-negara di kawasan Asia dan Pasifik, termasuk wilayah Indonesia

Untuk itu, kata Andy Indonesia sangat perihatin dengan perkembangan yang terjadi terkait gelombang ribuan imigran ireguler asal Rohingya dan Bangladesh.

"Sangat perihatin dengan permasalahan imigran ireguler ini juga mengancam stabilitas negera-negara di kawasan Asia dan Pasifik, termasuk wilayah Indonesia," kata Andy dalam keterangan pernya di Aula DPP PKB, Graha Gus Dur Jalan. Raden Saleh No. 9 Jakarta Pusat, Jumat (22/5).

Indonesia, kata Andy sebagai negara kepulauan dengan luas wilayah yang sangat besar dan jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa, Indonesia juga rentan terhadap dampak masalah imigran tersebut.

"Menurut data United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), hingga bulan April 2015, di Indonesia terdapat 12.145 orang mencari suaka dan pengungsian (Pencari suaka 7.101 orang pengungsi 5.044 orang)," kata dia.

Dikatakan Andy sejak tanggal 10 Mei 2015, tiga gelombang imigran warga Rohingya dan Bangladesh terdampar di pantai Aceh Utara dan Timur. Dari data UNHCR/IOM/Ditjen Imigrasi, terdata total sejumlah 1.668 orang (Bangladesh.727 dan Rohingya.941).

"Sesuai informasi dari UNHCR, diperkirakan masih ada ribuan (6000-8000) imigran asal Rohingya dan Bangladesh yang masih terkatung-katung di tengah laut di sekitar perairan laut andaman dan selat malaka," kata dia.

Karena itu, lanjut Andy negara-negara yang terkena dampak (affected countries), yaitu Indonesia, Malaysia dan Thailand sebagai negara transit sekali tujuan serta Myanmar dan Bangladesh sebagai negara asal.

"Perlu duduk bersama, bekerjasama dan berkoordinasi untuk mencari penelesaian yang komprehensif (dengan melibatkan negara asal, transit dan tujuan) dan solution oriented terhadap masalah ini agar tidak mencuat menjadi krisi kemanusia di wilayah kita," katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home