Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 14:03 WIB | Jumat, 27 Desember 2013

Indonesia-Korea Selatan Restorasi Sungai Ciliwung

Pejalan kaki melintas di depan spanduk sosialisasi projek restorasi Sungai Ciliwung di Kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (25/12). Perjanjian kerja sama dengan Korea Selatan senilai 10 juta Dolar AS itu bertujuan untuk memulihkan Sungai Ciliwung. (Foto: Ant)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea Selatan bekerja sama dalam upaya restorasi Sungai Ciliwung. Kerja sama itu bertujuan memulihkan kualitas Sungai Ciliwung agar lebih bersih dalam waktu yang lebih cepat.

Kerja sama tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama proyek restorasi Sungai Ciliwung oleh Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya dan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Yeong Seon di pelataran Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (27/12).

"Sungai yang bersih merupakan aset bagi kita untuk dapat menjamin kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia," kata Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya.

Menteri Balthasar mengatakan hanya dengan kerja keras, komitmen dan kerja sama seluruh pihak, maka sungai akan menjadi lebih baik.

Masjid Istiqlal dipilih sebagai temapat restorasi karena dekat dengan Gereja Katedral dan Istana Presiden, yang menjadi kunjungan para tamu negara dan wisatawan.

"Restorasi sungai itu meliputi perbaikan sungai sepanjang 470 meter secara ekologis seperti pengerukan lumpur sebanyak 20.000 ton, pemasangan pintu air serta perbaikan bantaran sungai dengan menggunakan tanaman."

Percontohan

Kemudian pembuatan instalasi pengolahan limbah dengan kapasitas IPAL 500 meter kubik per hari untuk memastikan limbah yang dibuang ke sungai sudah diolah dahulu.

"Demontrasi projek ini akan menjadi pusat edukasi masyarakat untuk mempelajari restorasi sungai," jelas dia. Sungai Ciliwung termasuk dalam kategori sungai dengan tingkat pencemaran berat mulai dari hulu hingga hilir.

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Yeong Seon mengatakan proyek tersebut sangat baik dijadikan pedoman dalam pembangunan. "Pembangunan tidak hanya mempertimbangkan persoalan ekonomi saja tetapi juga lingkungan," kata Dubes Kim Yeong Seon.

Dubes menceritakan Korea Selatan juga mempunyai masalah yang sama beberapa dekade lalu, hingga kemudian para pemimpinnya mempunyai komitmen yang kuat dalam masalah lingkungan. "Perlu komitmen yang kuat dalam upaya restorasi sungai."

Dalam kerja sama itu, Korea Selatan membagi pengalamannya, keahlian, dan teknologi. Projek tersebut diharapkan bisa jadi percontohan dan bisa selesai pada Juni 2015.(Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home