Inflasi Mei 2017 Sebesar 0,39 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Inflasi pada bulan Mei 2017 tercatat sebesar 0,39 persen, menyebabkan inflasi tahunan mencapai 4,33 persen dari sebelumnya 4,17 persen, merupakan kenaikan yang tertinggi dalam 14 bulan terakhir.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini (02/06), inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 0,86 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,38 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,35 persen; kelompok sandang sebesar 0,23 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,37 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen.
Dengan demikian tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Mei) 2017 sebesar 1,67 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 4,33 persen.
Meskipun inflasi Mei ini tergolong tinggi, hal itu sudah diperkirakan sebelumnya, mengingat akhir Mei adalah permulaan bulan Ramadan dan biasanya harga-harga mulai naik.
Polling yang dilakukan Reuters sebelumnya memperkirakan inflasi tahun ke tahun akan naik menjadi 4,37 persen pada bulan Mei,
akibat tekanan yang secara tradisional terjadi pada menjelang bulan Ramadan.
Tingkat inflasi inti, yang mengecualikan kenaikan harga-harga komoditas yang dikendalikan pemerintah dan komoditas pangan dengan harga bergejolak, justru melemah menjadi 3,20 persen pada Mei dibanding 3,28 persen pada bulan April. Polling Reuters sebelumnya memperkirakan inflasi inti naik menjadi 3,31 persen.
Secara tahunan Bank Indonesia menargetkan inflasi pada 2017 berada pada rentang 3-5 persen dengan kecenderungan ke batas atas.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Mei antara lain bawang putih, tarif listrik, telur ayam ras,daging ayam ras, beras, daging sapi, jengkol, cabai merah, nasih dan lauk,bensin, tarif angkutan udara,rokok kretek filter, upah pembantu rumah tangga, baju muslim wanita dan tarif rumah sakit.
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain cabai rawit, bawang merah, tomat sayur, gula pasir dan tarif pulsa ponsel.
Editor : Eben E. Siadari
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...