Loading...
ANALISIS
Penulis: Sabar Subekti 13:33 WIB | Selasa, 29 Oktober 2019

ISIS Hingga Tewasnya Al-Baghdadi

Pasukan Irak menunjukkan bendera negara Islam (IS) berad di depan Masjid tua kot Mosul, Irak, Al-Nuri, setelah membbaskan kota itu dari IS pimpinan Abu Bakr al-Baghddi. (Foto: Ist)

SATUHARAPAN.COM-Abu Bakr al-Baghdadi, seorang pria Irak, memproklamasikan diri sebagai pemimpin khalifah pada April 2013. Kekhalifahannya disebutkan sebagai Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) atau yang kemudian juga dikenal sebagai Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS).

Kekhalifahan Negara Islam Irak dan Levant ini muncul di tengah kekacauan akibat konflik bersenjata di Suriah dan Irak pasca tergulingnya Sadam Hussein.

Kelompok ini dengan cepat menguasai wilayah yang luas di Suriah dan Irak bagian utara, dan menumpahkan darah dengan kejam di setiap wilayah yang dikuasainya. Bahkan kelompok ini mengundang para petarung dari luar negeri, dan menginspirasi serangan teroris di berbagai negara.

Hari Minggu (27/10) al-Baghdadi, orang yang paling dicari di seluruh dunia dengan tawaran imbalan sebesar 25 juta dolar AS, dilaporkan tewas dalam serangan khusus oleh militer Amerika Serikat di wilayah utara Suriah. Dia terdesak dan meledakkan rompi berisi bom untuk bunuh diri.

Beberapa kali berita beredar tentang kematian al-Baghdadi atau dia terluka parah, tetapi sejauh itu tidak ada konfirmasi yang jelas tentang pemimpin “bayangan” ISIS itu. Namun pihak AS sendiri masih meneliti dengan tes DNA tentang kebenaran tewasnya al-Baghdadi.

Kematian al-Baghdadi menjadi kemenangan penting dalam perang melawan kelompok teroris, yang bahkan pernah menguasai wilayah hampir sepertiga dari wilayah Suriah dan Irak, terutama di tahun 2014. Namun apakah itu akan menandai surutnya kelompok teroris?   

Berikut ini beberapa catatan penting tentang perjalanan ISIS:

  1. ISIS yang dipimpinan Abu Bakr al-Baghdadi adalah hasil penggabungan kelompok al-Qaeda Suriah kedalam kelompok al-Qaeda Irak pimpinan al-Baghdadi pada yang April 2013. Kemudian, dia membentuk ISIL.
  2. Pada Januari 2014, ISIS menyerbu kota Fallujah di Provinsi Anbar, Irak bagian barat dan sebagian dari wilayah provinsi terdekat, Ramadi. Di Suriah, ISIS menguasai kota Raqqa dengan mengusir faksi pemberontak (terhadap pemerintahan Bashar Al-Assad. Raqqa kemudian menjadi ibu kota de facto ISIS. Pada bulan Februari, Pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahri menolak al-Baghdadi, setelah militan Irak mengabaikan tuntutan agar ISIS meninggalkan Suriah.
  3. Pada bulan Juni 2014, ISIS menyerang dan menguasai kota Mosul, ibu kota Provinsi Ninewe, Irak. Ini adalah kota terbesar kedua di Irak. ISIS mendesak pasukan pemerintah yang “payah” ke selatan, bahkan ISIS menguasai kota kelahiran Sadam Hussein, Tikrit, dan mencapai sebagian wilayah ibu kota, Baghdad. ISIS yang mengancam situs-situs suci Islam Syiah, membuat ulama Syiah di Irak menyerukan angkat senjata melawan ISIS. Terbentuklah massa sukarelawan yang sebagian besar didukung dan dipersenjatai oleh Iran, dan bergabung dengan milisi Syiah.
  4. Pada 29 Juni 2014, al-Baghdadi mengganti nama kelompoknya menjadi Negara Islam (Islamic State atau IS) dan mendeklarasikan pembentukan "kekhalifahan," model tradisional pemerintahan Islam, di wilayahnya di Irak dan Suriah. Al-Baghdadi menyatakan diri sebagai khalifah.
  5. Tanggal 4 Juli 2014 adalah saat ketika sosok al-Baghdadi dikenal lebih luas. Ini adalah saat ketika pertama kali dia tampil di depan umum. Dia menyampaikan khotbah Jumat di Masjid Al-Nuri di kota Mosul yang bersejarah. Dia mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk bersumpah setia pada kekhalifahan dan menaatinya sebagai pemimpinnya.
  6. Pada Agustus 2014, IS menguasai kota Sinjar di sebelah barat Mosul dan memulai pembantaian sistematis terhadap komunitas agama Yazidi. Mereka membantai kaum lelaki, sedangkan perempuan dan anak perempuan Yazidi diculik sebagai budak seks. Ada ratusan warga Yazidi yang masih hilang hingga hari ini.
  7. Perlawanan  oleh pasukan sekutu dimulai pada 8 Agustus tahun itu, dengan pasukan AS melakukan serangan udara terhadap IS di Irak. Sejak  22 September, serangan diperluas hingga ke Suriah.
  8. Tahun 2015 menandai kebangkitan kekuatan Kurdi melawas IS di Irak. Pada bulan Januari, pejuang Kurdi Irak, yang didukung oleh serangan udara pimpinan AS, mengusir IS dari beberapa kota di utara Mosul. Sementara di Suriah, pejuang Kurdi (SDF/Pasukan Demokratik Suriah, dan Unit Pengamanan Rakyat/YPD) yang didukung oleh serangan udara AS mengusir serangan IS di kota Kobani, wilayah perbatasan dengan Turki. Ini adalah kekalahan signifikan pertama bagi IS, baik di Irk maupun di Suriah.
  9. Pada 1 April 2015, pasukan Irak yang telah direorganisasi, dan didukung AS, merebut kembali kota Tikrit. Ini adalah kemenangan besar pertama Irak dalam perang  melawan IS. Namun di Suriah IS terus melakukan perusakan. Pada 20 Mei 2015, IS menyerang dan menguasai kota kuno Palmyra. Para ekstremis kemudian menghancurkan peninggalan arkeologis yang sangat berharga. Penghancuran serupa dilakukan ketika IS menguasai wilayah Ninewe di Irak.
  10. Tahun 2016 menandai IS makin terdesak. Pada 9 Februari, pasukan Irak merebut kembali Ramadi setelah berbulan-bulan pertempuran. Perang ini menimbulkan kerugian besar, dengan ribuan bangunan hancur, dan hampir seluruh penduduk meninggalkan kota itu. Pada 26 Juni, kota Fallujah dinyatakan bebas dari IS, oleh pasukan Irak setelah pertempuran selama lima pekan.
  11. IS yang terdesak di Irak, masih memberikan perlawanan dengan aksi terornya. Pada 3 Juli 2016, teroris IS meledakkan bom bunuh diri dengan truk dan peledak berkekuatan besar di luar pusat perbelanjaan di Baghdad. Teror ini menewaskan hampir 300 orang, dan menjadi serangan paling mematikan di Irak sejak invasi pimpinan AS tahun 2003 yang menggulingkan Sadam HUssein.
  12. Tanggal 17 Oktober adalah pengumuman untuk membebaskan kota Mosul dari IS. Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, mengumumkan dimulainya operasi pembebasan Mosul. Pada 5 November, Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi dan didukung AS meluncurkan Operasi Eufrat Wrath, yang pertama dari lima operasi yang bertujuan merebut kembali Raqqa, dan dimulai dengan mengepung kota itu.
  13. Tahun 2017 ditandai oleh serangan yang makin gencar terhadap IS. Pada  24 Januari, PM Irak, al-Abadi mengumumkan bahwa Mosul timur telah ``dibebaskan sepenuhnya'' dari IS. Dan pada 10 Mei, di Suriah, SDF merebut dari IS bendungan Tabqa yang strategis melalui pertempuran selama beberapa pekan. Ini adalah operasi besar yang mengerahkan angkutan udara untuk membawa pejuang SDF dan penasihat AS ke daerah itu. Pembebasan bendungan dari IS, memfasilitasi serangan mendesak IS di kota Raqqa. Dan pada 6 Juni,  pejuang SDF memulai serangan terhadap Raqqa dari tiga sisi. Mereka didukung serangan udara koalisi yang dipimpin AS.
  14. Di Irak, pada 18 Juni, pasukan Irak memulai pertempuran untuk membebaskan kota Mosul. Ini adalah benteng utama dan terakhir bagi IS di Irak. Pada 21 Juni, kelompok IS menghancurkan Masjid Al-Nuri, ikon penting kota Mosul, dan yang memiliki menara yang dibangun pada abad ke-12. Ini dilakukan IS ketika terdesak oleh pasukan Irak yang makin menguasai kota. Pada 10 Juli, Perdana Menteri Irak, al-Abadi, mengumumkan kemenangan atas IS di Mosul dan menyatakan berakhirnya kekhalifahan ekstrimis IS di Irak.
  15. Di Suriah, pada 17 Oktober,  pasukan SDF menguasai kota Raqqa, setelah berbulan-bulan mengebom kota itu hingga hancur. Sementara itu, dalam kurun September-Desember, pasukan pemerintah Suriah, didukung kekuatan udara Rusia dan pasukan Iran, merebut kembali wilayah IS di tepi barat Sungai Efrat. Mereka juga merebut kota Deir el-Zour, Mayadin dan Boukamal di perbatasan dengan Irak.
  16. Tahun 2018, menjadi makin suram bagi IS, namun pada 23 Agustus, Abu Bakr al-Baghdadi muncul dalam rekaman audio. Ini pertama kali kemunculannya diakui dalam hampir satu tahun. Dia meminta pengikut untuk ``bertahan'' dan terus berjuang. Namun pada 10 September, SDF dengan dukungan pasukan AS, meluncurkan serangan darat untuk merebut wilayah terakhir yang dikuasai IS di Provinsi Deir el-Zour, Suriah timur.
  17. Tahun 2019, pada 23 Maret, SDF mendeklarasikan penguasaan penuh atas kota Baghouz. Ini teritori terakhir dari  kekhalifahan Negara Islam pimpinan al-Baghdadi.
  18. Pada hari Minggu, 27 Oktober,  Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump berencana untuk membuat "pengumuman besar" setelah pejabat AS mengatakan al-Baghdadi menjadi target serangan pasukan AS di Idlib, wilayah barat laut .

Apa Selanjutnya?

Abu Bakr al-Baghdadi telah tewas, kekhalifahan Negara Islam yang dipimpinnya sudah berakhir, bahkan sebelum kematiannya. Namun banyak pihak meyakini bahwa ancaman IS belum berakhir. Masih ada banyak anggota IS yang berada di penjara di Suriah utara, bahkan yang kemungkinan melarikan diri akibat kekacauan yang ditimbulkan serangan Turki ke wilayah itu.

Yang menjadi masalah bukan hanya tentang kepemimpinan an-Baghdadi dengan gagasannya yang ekstrem dan tindakannya yang kejam, tetapi adanya ideologi yang dianut oleh para pengikutnya, bahkan oleh orang-orang yang berada di luar langsung organisasinya. Dan ancaman oleh ideologi ini masih menghantui kehidupan manusia di seluruh dunia.

Para penganut ideologi IS, dan terutama para petarungnya mungkin masih tersebar di berbagai negara. Mereka masih mungkin dan bisa melakukan aksi sendirian atau sebagai “lone wolf”. Maka kematian al-Baghdadi, jangan menjadi akhir dari kewaspadaan atas ancaman ini. 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home