Israel Serang Sekolah PBB di Gaza, 15 Meninggal
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang juga menampung ribuan pengungsi di gaza, Palestina diserangan oleh Israel. Sedikitnya 15 orang meninggal dan 200 terluka. Hal itu menambah korban dalam serangan di Gaza menjadi 788 orang meninggal dan sekitar 4.000 terluka selama dua pekan ini.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan dia terkejut oleh berita serangan pada hari Kamis (24/7) terhadap sebuah sekolah PBB di Gaza, dan kembali menyerukan dihentikannya segera pertempuran antar Israel dan Hamas.
"Banyak yang meninggal, termasuk perempuan dan anak-anak, serta staf PBB," kata Ban dalam pernyataan yang dikeluarkan di Erbil, Irak, dan kunjungan resmi di sana. "Keadaan masih belum jelas. Saya sangat mengutuk tindakan ini," kata dia menegaskan.
Disebutkan bahwa serangan terjadi di sekolah di Beit Hanoun, yang dikelola Bantuan PBB dan Pekerjaan Badan Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Lebih dari 100.000 warga Gaza atau sekitar lima5 persen dari total populasi wilayah itu, mengungsi di fasilitas UNRWA sejak konflik dimulai lebih dari dua pekan lalu.
Ban menyatakan belasungkawa yang mendalam bagi keluarga korban dan orang-orang dari ratusan warga Gaza tak berdosa yang mengalami nasib tragis akibat apa yang ia sebut sebagai "serangan Israel besar-besaran."
Perwakilan PBB yang berada di kawasan itu pekan ini untuk mengungkapkan solidaritas mereka dengan Israel dan Palestina dan untuk membantu mereka mengakhiri siklus saat kekerasan. Mereka menekankan kepada semua pihak untuk mematuhi kewajiban internasional, menghormati kesucian kehidupan sipil dan tidak menganggu fasilitas PBB, serta menghormati kewajiban mereka kepada para pekerja kemanusiaan.
Pemerintah Amerika Serikat mengatakan pihaknya "sangat sedih dan prihatin atas kejadian tragis tersebut," tanpa secara eksplisit menyalahkan sekutunya, Israel, yang melancarkan serangan ke wilayah itu.
"Kami kembali menghimbau semua pihak untuk melipatgandakan upaya mereka untuk melindungi warga sipil," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, di Kairo, di mana Menteri Luar Negeri, John Kerry, tengah mencoba menegosiasikan gencatan senjata.
Kerry mengulurkan tangan untuk sekutu Hamas, Turki dan Qatar, pada hari Kamis (24/7) sebagai upaya regional lebih lanjut untuk menengahi dan diakhirinya pertumpahan darah.
Sementara itu, di Tepi Barat, pasukan keamanan Israel menembak mati seorang pria Palestina pada hari Kamis (24/7) malam ketika protes besar-besaran warga Palesyina berlangsung di Tepi Barat, di utara Yerusalem.
Pasukan keamanan Palestina dan petugas medis bernama, Mohammed Al-Aaraj ( 25 tahun) mengatakan dia termasuk di antara sedikitnya 10.000 orang yang terlibat bentrok dengan tentara dan polisi Israel di perbatasan di Qalandiya, antara Yerusalem dan Ramallah.(un.org/AFP)
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...