Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 14:04 WIB | Kamis, 24 Juli 2014

Dewan HAM PBB Selidiki Pelanggaran HAM di Gaza

Dewan HAM PBB Selidiki Pelanggaran HAM di Gaza
Anak-anak yang menjadi korban serangan Israel di Gaza, Palestina. (Foto-foto: dari un.org)
Dewan HAM PBB Selidiki Pelanggaran HAM di Gaza
Seorang anak Palestina di Gaza di antara reruntuhan rumah akibat serangan Israel di Gaza.
Dewan HAM PBB Selidiki Pelanggaran HAM di Gaza
Sidang Dewan HAM PBB pada hari Rabu (23/7) menghasilkan resolusi untuk penyelidikan pelanggaran HAM di Gaza.

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), hari Rabu (23/7) memutuskan akan menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia atas serangan  Israel ke Gaza, Palestina. Penyelidikan di diminta oleh Palestina dan mendapatkan perlawanan sengit dari  pihak Tel Aviv.

Keputusan Dewan itu muncul setelah sesi sidang darurat selama tujuh jam oleh Dewan HAM PBB, di mana Israel dan Palestina saling menuduh melakukan kejahatan perang.

Dewan yang beranggota 47 negara itu mengeluarkan resolusi bagi Palestina yang didukung oleh 29 negara, khususnya negara-negara Muslim di  Arab, dan  Tiongkok serta Rusia, ditambah negara-negara Amerika Latin dan Afrika.

Amerika Serikat adalah satu-satunya anggota Dewan HAM yang memberikan suara menentang resolusi. Sementara  17 negara abstain bersama Dewan Eropa, Jepang dan Korea Selatan. Tim penyelidik belum ditunjuk, namun nantinya mereka akan bertugas dan melaporkan kembali ke dewan pada bulan Maret.

Kantor Media Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam resolusi itu sebagai "parodi" yang mengabaikan pelanggaran oleh kelompok Islamis Hamas di Palestina.

Dubes AS, Keith Harper, memperingatkan bahwa keputusan itu akan melemahkan upaya gencatan senjata.  "Resolusi ini tidak konstruktif, itu merusak," kata Harper. Dia menyebutkan tidak memiliki "kesesuai dan keseimbangan" karena tidak menyebutkan serangan yang dilakukan Hamas.

Berbicara untuk Uni Eropa, Duta Besar Italia, Maurizio Serra, juga mengkritik kegagalan untuk menyebutkan tentang apa yang dilakukan Hamas atau mengakui hak Israel untuk membela diri.

Reaksi Israel

Sesi ini diselenggarakan atas desakan negara-negara Arab dan sesama anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).  Sementara itu, Israel saat ini bukan anggota badan PBB itu, dan tidak dapat memilih, tetapi berhak untuk berbicara.

Duta Besar Israel, Eviator Manor, mengecam negara-negara yang suaranya dikendalikan. "Insting Pavlov (ambigu) mereka menuntut untuk bereaksi terhadap Israel, dalam rangka untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran hak asasi manusia mereka sendiri," kata Manor.

"Hamas melakukan kejahatan perang ketika menembakkan roket tanpa pandang bulu di kota-kota dan desa-desa Israel. Hamas melindungi situs  tempatn peluncuran dengan menempatkan warga sipil Gaza. Kejahatan perang lain," kata dia.

"Dan dewan ini duduk untuk menghakimi Israel? Tidak akan ada kesejajaran moral antara agresor teroris dan demokrasi membela diri," tambah dia.

Argumen Palestina

Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki, membalas serangan Israel. Dia mengatakan, "Apa yang Israel lakukan adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Kepala HAM PBB, Navi Pillay, juga mengatakan bahwa  aksi militer Israel bisa mencapai kejahatan perang,  namun pada saat yang sama mengutuk serangan roket membabi buta oleh Hamas.

"Sepertinya ada kemungkinan kuat bahwa hukum internasional telah dilanggar, dengan cara yang bisa mencapai kejahatan perang," kata Pillay kepada Dewan, mengutip  informasi serangan yang telah membunuh warga sipil Palestina, termasuk anak-anak.

Dia mengatakan Israel juga memiliki hak untuk hidup tanpa rasa takut terus-menerus  atas serangan roket. "Sekali lagi, prinsip-prinsip perbedaan dan pencegahan jelas tidak sedang diamati selama serangan membabi buta tersebut di daerah sipil oleh kelompok bersenjata Hamas dan Palestina.” Kata dia.

Resolusi itu mengutuk "pelanggaran meluas, sistematis dan berat atas hak asasi manusia dan kebebasan dasar" sejak Israel melancarkan serangan bulan lalu yang dan menyerukan segera dibentuk  "komisi penyelidikan internasional yang independen".

Serangan ke Gaza menandai kekerasan terburuk sejak dua lonjakan konflik pada tahun 2009 dan 2012, dan telah merenggut nyawa lebih dari 685 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, dan 34 warga Israel,  dengan 32 di antara mereka tentara.

"Dua puluh lima warga Palestina meninggal untuk setiap satu warga Israel. Sampai kapan ini akan terjadi?" Tanya duta besar Palestina, Ibrahim Khraishi.

"Ketika kami meminta komisi penyelidikan, apa yang ingin kita lakukan adalah mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab, sehingga mereka dapat bertanggung jawab, sehingga kita dapat menjelaskan kebenaran," kata dia.

Manor bersumpah bahwa Israel akan "menghancurkan" infrastruktur militer Hamas. "Namun, warga Gaza bukanlah musuh kami. Israel berkomitmen penuh terhadap hukum internasional," kata Manor. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home