Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 15:05 WIB | Jumat, 08 April 2016

Israel - Turki Mendekati Pemulihan Hubungan

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu. (Foto: dok.)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Perwakilan Turki dan Israel membuat kemajuan menuju finalisasi kesepakatan untuk memperbaiki hubungan kedua negara. Mereka menyetujui bahwa kesepakatan akan diselesaikan pada pertemuan berikutnya yang akan diselenggarakan "segera," menurut pengumuman pemerintah Turki.

"Tim Negosiasi Turki dan Israel, dipimpin oleh Wakil dari Kementerian Luar Negeri Turki, Duta Besar Feridun Sinirlioğlu, utusan khusus Perdana Menteri Israel, Joseph Ciechanover,  dan ketua pelaksana Dewan Keamanan Nasional Israel, Jenderal Jacob Nagel, bertemu di London hari ini," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan tertulis yang dirilis hari Jumat (8/4).

"Tim mencampai kemajuan menuju finalisasi perjanjian dan mengatasi kesenjangan, dan setuju bahwa kesepakatan akan diselesaikan dalam pertemuan berikutnya yang akan segera diselenggarakan," kata Kementerian Luar Negeri, seperti dikutip situs berita Turki, Hurriyet.

Kasus mavi Marmara

Turki pernah menjadi sekutu regional terdekat Israel, namun hubungan keduanya rontok pada tahun 2010 karena kasus pembunuhan oleh marinir Israel terhadap 10 aktivis Turki pro-Palestina yang mencoba menembus blokade Gaza dengan kapal Mavi Marmara.

Turki menuntut permintaan maaf atas pembunuhan itu, kompensasi bagi para korban Mavi Marmara dan pencabutan blokade di Gaza sebagai syarat untuk memulihkan hubungan. Israel bersedia meminta maaf, namun kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan pada dua masalah lainnya.

Kementerian Luar Negeri Turki tidak mengatakan apa bentuk kesepakatan yang dicapai, tapi Ankara bersikeras tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel, kecuali blokade Gaza diakhiri dan kompensasi atas kematian aktivis terpenuhi.

Israel mengontrol masuknya barang-barang komersial ke Gaza setiap hari, dan membatasi transfer barang-barang tertentu seperti semen dan bahan bangunan, karena takut militan bisa menggunakannya untuk membangun benteng.

Pejabat Israel menyebutkan blokade di Gaza, yang didukung oleh negara tetangganya Mesir, sebagai sarana yang diperlukan untuk mencegah penyelundupan senjata oleh militan Palestina.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home