Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 15:30 WIB | Selasa, 28 Februari 2017

Jangan Lakukan 11 Hal Ini Saat Berbisnis dengan Orang Arab

Ilustrasi (Foto: kiplinger.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah memasang target yang ambisius untuk investasi yang akan masuk ke Indonesia dari kunjungan Raja Salman dari Arab Saudi pada 1 hingga 9 Maret mendatang.  Presiden Joko Widodo, menurut Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, menargetkan US$ 25 miliar.

Ini angka yang fantastis. Data Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan sepanjang 2016 saja realisasi investasi Arab Saudi hanya US$ 900 ribu. Itu tersebar dalam 44 proyek. Bahkan bila dibandingkan realisasi investasi selama lima tahun terakhir (2010-2015) angka itu juga masih sangat melambung. Investasi Arab Saudi selama rentang waktu itu cuma US$ 34 juta.

Terlepas dari target yang mencengangkan tersebut, euforia menyambut kedatangan Raja Arab Saudi sudah tampak. Banyak orang berharap dapat melihat masuknya para pengusaha Arab Saudi ke berbagai bidang bisnis di Tanah Air menanamkan dana mereka.

Bagaimana agar kesepakatan bisnis bisa dicapai dengan para pengusaha Arab tersebut? Apa yang perlu dihindarkan agar tak mementahkan niat mereka menanamkan uangnya di Indonesia?

Berikut ini beberapa tip menyangkut etiket dalam berhadapan dengan para pengusaha Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, dikutip dari Arab Business Review.

1. Jangan Terburu-buru
Dalam menyapa, lakukanlah dengan tenang dan rileks. Jangan terburu-buru ingin meninggalkan orang yang berada di depan Anda. Berjabat tangan di kalangan masyarakat Arab umumnya memang berdurasi lebih lama. Biasanya mereka menunggu Anda lebih dulu menarik tangan Anda.

2. Jangan Gunakan Tangan Kiri
Gunakanlah tangan kanan saat makan, berjabat tangan atau menyerahkan apa pun dan kepada siapa pun. Jika Anda  anggota laki-laki dari tim dan sedang diperkenalkan kepada seorang rekan perempuan, disarankan untuk menunggu. Lihatlah apakah tangannya dia ulurkan. Jika tidak, maka Anda tidak harus mencoba untuk berjabat tangan. Dalam hal menyapa, orang Arab ingin disapa secara informal. Sapa lah nama pertamanya.

3. Jangan Remehkan Hubungan Pribadi
Membangun kepercayaan dalam berbisnis dengan orang Arab adalah penting. Hubungan pribadi dan profesional tidak dianggap terpisah. Hubungan bisnis terbentuk atas persahabatan dan kepercayaan, dan hal-hal pribadi diprioritaskan di atas hal lain.

Orang Arab lebih memilih melakukan bisnis dengan orang yang mereka kenal dan sukai. Jadi, jika Anda memiliki teman yang bekerja di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, jalan untuk bisnis yang sukses terbuka untuk Anda.

4. Kata-kata Itu Penting
Orang Arab menghargai komitmen verbal lebih tinggi dibandingkan dengan kontrak dan perjanjian. Budaya Timur Tengah menempatkan kata-kata seseorang lebih penting dibandingkan perjanjian tertulis. Jadi sebelum membuat janji untuk memberikan sesuatu, pastikan bahwa hal itu akan dapat dipenuhi, karena kegagalan untuk melakukannya dapat menyebabkan hilangnya rasa hormat dan keandalan. Kontrak hanyalah nota kesepahaman ketimbang suatu  perjanjian yang mengikat.

5. Jangan Kaku
Berbisnis dan membuat janji dengan orang Arab harus luwes. Jangan jadwalkan rapat terlalu jauh dari waktu akan ditandatanganinya suatu kesepakatan. Sebab sewaktu-waktu hal yang sudah dibicarakan pada rapat dapat berubah lagi.

6. Jangan Kesal kalau Rapat Terkesan Kacau
Pertemuan-pertemuan bisnis di kalangan orang Arab banyak memakan waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Rapat yang benar-benar membicarakan bisnis sering kali baru terjadi setelah beberapa kali rapat. Dan jangan kesal bila rapat tersebut tampak kacau. Orang-orang terbiasa menelepon dan menerima telepon selama rapat dan bisa saja ada yang masuk ke dalam ruang rapat tanpa pemberitahuan lalu mereka membahas agenda mereka sendiri.
 
7. Jangan Terlalu Berharap Hasil yang Segera
Negosiasi dengan orang Arab akan sulit dan siklus penjualan akan lama. Orang Arab adalah negosiator yang sangat baik. Negosiasi di Timur Tengah bisa terlihat di mana-mana, baik itu di outlet toko juga di ruang dewan direksi.

Pengambilan keputusan umumnya lambat dan semakin lama karena adanya formalitas birokrasi. Anda tidak dapat mengharapkan hasil langsung dari pertemuan awal dan pastikan bahwa Anda menindaklanjutinya dan mengatur pertemuan lebih lanjut serta mempertahankan korespondensi.

8. Jangan Menekan atau Mendesak
Tahan diri dari menggunakan taktik bisnis tekanan tinggi karena itu dapat menjadi bumerang. Jadilah fleksibel dan sabar! Bahkan, kesabaran adalah kebajikan yang paling berharga di negara-negara Teluk. Jika Anda dapat menunjukkannya dalam situasi bisnis yang paling membuat frustrasi, Anda pasti akan menuai hasilnya.

9. Jangan Enggan Bertemu
Cara terbaik untuk berkomunikasi adalah tatap muka: komunikasi verbal lebih disukai daripada komunikasi tertulis di Timur Tengah. Kata-kata tertulis diperlakukan sebagai kurang pribadi dan karenanya Anda dapat menemukan email Anda tidak menerima respon untuk beberapa waktu jika Anda tidak menindaklanjutinya melalui panggilan telepon.

Beberapa negara seperti Arab Saudi memilih untuk tidak melakukan bisnis yang serius dengan orang-orang Barat melalui telepon. Dengan demikian pertemuan pribadi adalah satu-satunya pilihan yang Anda miliki!

10. Hindari pembicaraan bisnis di pertemuan sosial
Jika mitra bisnis  Anda mengundang Anda untuk pesta di rumah, jangan mencoba untuk membahas bisnis pada saat itu. Anda dapat membawa sesuatu sebagai tanda terima kasih telah diundang. Jangan hadiahi mereka dengan minuman beralkohol karena minuman jenis itu tidak dikonsumsi oleh umat Islam.

11. Jangan Alergi Berbasa-basi
Dalam jamuan makan, sebelum makanan dihidangkan akan ada rentang waktu yang panjang bersosialisasi dan berbasa-basi antarpara tamu. Hal ini adalah sopan santun yang penting untuk membalas keramahan yang Anda terima. Keramahan mendapat nilai yang tinggi  di seluruh Timur Tengah dan orang-orang bangga menjadi tuan rumah jamuan semacam itu dengan menggelar acara mewah di hotel. Jangan pernah menolaknya karena dapat dianggap ofensif!

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home