Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:39 WIB | Kamis, 09 Juni 2016

Jokowi: Penandatangan Proyek Strategis untuk Rakyat

Presiden Jokowi didampingi Menko Perekonomian menyaksikan penandatanganan proyek strategis nasional, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/6) siang. (Foto: setkab.go.id/Dani)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution menyaksikan penandatangani sejumlah proyek strategis yang menjadi prioritas nasional, di Istana Negara, Jakarta, hari Kamis (9/6) siang.

Di antara proyek strategis itu adalah PLTU Batang, pembangunan jalan tol Manado-Bitung (Sumut), jalan tol Pandaan-Malang (Jatim), jalan tol Balikpapan-Samarinda, jalan tol Serpong-Balaraja, dan jalan tol Terbanggi Besar-Kayuagung.

Dalam sambutannya Jokowi mengatakan, bahwa proyek-proyek yang penandatangannya disaksikannya adalah proyek besar yang dapat memberikan pesan terhadap pemerintah.

Ia menegaskan, kalau itu untuk kepentingan rakyat, pemerintah juga akan ikut cawe-cawe (membereskan/merampungkan) menyelesaikan masalah yang ada.

“Karena kita tahu, kalau ini tidak dimulai, saya sudah membayangkan  2019 itu byar pet-nya akan tambah meluas. Karena kebutuhan listrik setiap tahun selau bertambah, bertambah, bertambah, bertambah, bertambah, bertambah, bertambah. Begitu ini tidak selesai, yang lain juga mikir-mikir, investor… ini pesan bahwa pemerintah Indonesia bisa menyelesaikan masalah,” kata Presiden.

Jokowi menekankan, sekarang pemerintah sudah selesai menyelesaikan masalah yang menghambat. Untuk itu, dia meminta investor agar proyek ini jangan mundur.

“Kerjakan tiga shift,  2019 sesuai janji harus selesai. Saya ikuti. Saya ikuti, saya pastikan. Nanti saya cek dua-tiga kali ke lapangan, pasti. Urusan yang penting-penting seperti ini pasti saya ikuti,” kata Presiden.

Dia mengingatkan, kalau listrik, kalau tidak tersedia bukan hanya urusan yang berkaitan dengan kebutuhan listrik industri besar atau industri yang menengah, tetapi juga ini urusan untuk industri kecil yang ada di kampung itu, juga yang berkaitan dengan belajar anak di malam hari.

“Kita sering melupakan itu bahwa proyek ini, bukan itu. Anak belajar malam hari, itu kalau saya ke daerah kendalanya seperi itu. Jangan dipandang enteng. Kalau listrik kurang, kalau listrik byar pet itu anak-anak belajarnya menjadi juga tidak termotivasi,” kata Presiden.

Pembebasan Lahan

Sedangkan yang berkaitan dengan tol, menurut Jokowi, juga sama. Ada beberapa yang sudah bergerak tetapi terkendala oleh pembebasan lahan.  

Ada yang urusannya pemerintah, ada yang urusannya dengan rakyat. Yang pemerintah, lanjut Presiden, juga sebenarnya urusan kecil karena lewat misalnya lewat perkebunan, lewat hutan konservasi.

Hal seperti itu, menurut Presiden kalau tidak dilihat di lapangan langsung, kita hanya membayang-bayangkan dan tidak akan rampung-rampung.

“Yang di sini juga disuruh tandatangan juga enggak mau. Tapi begitu lihat di lapangan ini masalah yang kecil tetapi karena tidak diketahui di lapangannya, ya kita enggak bisa perintah,” katanya.

“Begitu lihat lapangannya langsung kita perintah diselesaikan dengan cara ini sudah. Ya rampung, tadi sudah ditandatangani, penjaminan juga sudah, berarti saya tinggal tunggu selesainya,” dia menambahkan.

Jokowi menjelaskan, dirinya terus ditanya, dari gubernur, tokoh masyarakat, hingga rakyat kapan proyek itu selesai. Pertanyaan-pertanyaan itu menurut Presiden harus dijawab.

“Kapan selesai? “Tahun 2018, bener? Saya catat,” katanya.

“Saya ke sana lagi terus belum punya jawaban, enggak berani saya. Saya kemarin berani ke lapangan karena saya tahu solusinya ini. Sehingga saya berani ke lapangan ada yang bertanya ini saya sudah bisa menjawab, selesai. Rampung,” dia menegaskan.

Jokowi menyampaikan ucapan terima kasih kepada para gubernur yang sudah membantu proses pembangunan jalan tol Manado-Bitung dan Pandaan-Malang, karena tanpa dibantu akan sulit menyelesaikan masalah yang dihadapi.

“Kalau ada masalah gubernur telepon saya, Pak ini pembayaran terlambat. Tapi ini pembebasan lahan malah kecepeten, duitnya yang enggak siap. Tapi sudah, Pak Menteri Keuangan sudah bener, sudah pokoknya talangan, sudah,” kata Presiden.

Menurut Jokowi, dirinya akan terus mengikuti proses di lapangan seperti apa. “Tadi ada yang membisiki saya, pak ini di wilayah ini sudah rampung tapi satu setengah bulan belum dibayar. Nah, saya tanya, ini mesti tanya ke Gubernur, kalau enggak ketemu ya saya telepon, ya pak bener. Nah, kenapa? Enggak tahu pak, duitnya belum sampai. Tanyakan ke Menteri PUPR. Pengerjaannya ya seperti itu. Ya rampung,” katanya.

Presiden menegaskan, kalau hal-hal seperti ini tidak di selesaikan, kalau kita hanya mikirin yang makro, mikronya tidak diikuti maka tidak akan rampung.

“Percaya saya. Enggak tol, enggak pelabuhan, enggak PLTU, enggak airport, semua problemnya pasti ada,” kata Presiden seraya mengingatkan, kalau ada masalah, masalah itu akan diselesaikan dan insya Allah akan selesai.

Jokowi juga mengingatkan agar penandatanganan itu tidak hanya seremonial saja. Presiden menegaskan, dirinya tidak ingin hanya berhenti ditandatangan saja.

“Di lapangan pengerjaan pasti saya ikuti, dan kita semuanya berharap rakyat bisa merasakan manfaatnya secara langsung,” katanya. (setkab.go.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home