Kalah Bersaing dengan Toko Online, JC Penney Tutup 140 Gerai
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Jaringan bisnis ritel terkemuka AS, JC Penney menambah lagi daftar perusahaan AS yang akan menutup sebagian tokonya akibat kalah bersaing dengan toko online yang kian menjamur.
JC Penney Co, perusahaan berusia 114 tahun itu, akan menutup sekitar 140 dari 1.000 tokonya pada bulan Juni nanti.
Kemarin (25/02) Penney mengumumkan peningkatan laba tahunan, pertama sejak tahun 2010, yang dicapai dengan susah payah. Namun, eksekutif perusahaan itu mengatakan mereka menutup toko yang merugi agar mereka bisa fokus pada membenahi toko di pasar yang lebih kuat. Penney mengatakan akan mengidentifikasi lokasi yang akan ditutup bulan depan, banyak di antaranya adalah toko kecil di pedesaan.
Market Watch mencatat sebelumnya sejumlah jaringan ritel juga telah mengumumkan rencana menutup tokoh-toko mereka setelah harus bersaing dengan menjamurnya toko online. Macy Inc memiliki rencana untuk menutup 100 lokasi, sedangkan Sears Holdings Corp menutup 108 Kmart dan 42 toko Sears.
Para analis mengatakan ratusan departemen store kemungkinan akan tutup, terutama mal yang lemah dan lebih tua karena mereka kehilangan bisnis oleh kuatnya toko online seperti Amazon.com Inc. serta ritel berharga murah seperti TJX Cos. Minggu ini induk usaha dari TJ Maxx dan Marshall itu mengatakan akan membuka sekitar 1.800 toko - naik sekitar 50 persen dari yang ada sekarang.
Chief Executive JC Penney, Marvin Ellison mengatakan penutupan akan memungkinkan Penney untuk menyesuaikan usahanya agar "secara efektif bersaing dengan ancaman dari ritel online."
Dia mengatakan toko-toko yang tersisa memberikan Penney keuntungan karena lokasinya dapat digunakan untuk mengirimkan atau mengambil pesanan secara online, sehingga meminimalkan biaya pengiriman.
Pada 2016, sekitar 77 persen dari pesanan online Penney berasal dari toko fisik.
Dalam sebuah wawancara Ellison mengakui bahwa smartphone yang mengubah cara orang berbelanja, memberi konsumen transparansi yang lebih besar pada harga dan mengurangi alasan untuk menelusuri berbagai area department store. Namun dia mengatakan model bisnis departemen store tidak putus. "Kami hanya harus menyesuaikan."
Menurut Departemen Perdagangan AS, pada tahun 2016, penjualan ritel online meningkat 11 persen sedangkan penjualan departemen store justru turun 6 persen.
Editor : Eben E. Siadari
Vladimir Putin Menyetujui Anggaran Militer Rusia Tahun 2025-...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menyetujui anggaran yang difokuskan pa...