Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 11:47 WIB | Minggu, 08 November 2020

Kamala Harris Wapres AS Hadapi Hambatan Rasial

Wakil Presiden AS terpilih, Kamala Harris, saat berpidato di hadapan para pendukung Partai Demokrat setelah media memberitakan kemenangan pasangan capres/cawapres Joe Biden - Harris, di Wilmington, Delaware, Sabtu, 7 November 2020. (Foto: Reuters)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Kamala Kamala, merintis jabatan dari seorang jaksa penuntut California, Jaksa Agung California, Senator AS sampai jabatan tertinggi kedua di AS. Kamala akan menjadi perempuan berkulit hitam dan keturunan India-Jamaika pertama yang menjadi wapres ketika dia dan Presiden terpilih Joe Biden dilantik pada 20 Januari 2021.

Dalam konvensi Partai Demokrat, ia memperkenalkan diri sebagai keturunan imigran India dan Jamaika. Kamala juga berjanji untuk berusaha menjadikan AS lebih inklusif setelah berada di bawah pemerintahan Trump selama empat tahun, yang katanya membuat bangsa ini terpecah-belah.

Kamala pernah mengatakan bahwa ia dan Biden sama-sama memiliki "visi bangsa kita sebagai bangsa yang penuh cinta -- di mana semua diterima, tak peduli penampilan, asalnya, atau siapa yang kita cintai."

Pasangan Biden-Kamala mantap terbentuk, meskipun keduanya pernah berbeda pendapat dalam sejumlah isu, semasa musim pemilihan pendahuluan Partai Demokrat.

Ketika menerima nominasi partai sebagai wapres setelah mengakhiri pencalonannya sebagai presiden, Kamala meminta rakyat AS untuk bergandengan tangan dan bersama-sama melawan rasisme dan xenofobia.

"Tidak ada vaksin untuk rasisme. Kita harus berusaha," katanya.

Namun, kampanye pilpres yang dilewatinya cukup keras bagi seorang perempuan minoritas yang berusaha mengukir sejarah politik. Presiden Donald Trump pernah menyebut Kamala sebagai seorang "monster" dalam wawancara pada awal Oktober, sehari setelah Kamala dan Wakil Presiden Mike Pence duel dalam debat yang disiarkan secara nasional.

Kamala menolak menanggapinya dan hanya menyebut komentar presiden "kekanak-kanakan." Namun, hal itu menekankan hambatan rasial dan gender yang harus dilewatinya selama karier politiknya, menurut sekutu-sekutunya dan kelompok-kelompok hak-hak minoritas.

Biden merespons, menyebut komentar Trump "tercela" dan "sangat merendahkan kepresidenan." Sejak akhir musim panas, Kamala menghabiskan waktu keliling AS untuk berkampanye untuk Biden.

Keputusan Biden untuk menggandeng Kamala sebagai wapres merupakan langkah bersejarah. Kamala merupakan perempuan keempat yang dinominasikan oleh sebuah partai nasional besar.

Ia juga merupakan perempuan berkulit hitam pertama dan keturunan Asia pertama. Ketiga perempuan yang pernah memegang nominasi politik nasional sebelumnya adalah dua kandidat wapres dan kandidat presiden partai Demokrat, Hillary Clinton, pada 2016. Ketiganya kalah. Kamala kini akan menjadi pejabat perempuan dengan jabatan tertinggi dalam 244 tahun sejarah AS. (VOA)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home