Kandidat Kepala Staf Pilihan Trump Tolak Jabatan
GEDUNG PUTIH, SATUHARAPAN.COM — Kandidat yang diperkirakan banyak pihak akan dipilih Presiden AS Donald Trump sebagai kepala staf barunya, rupanya keluar dari pencalonan jabatan tinggi di Gedung Putih itu.
Berbagai laporan, seperti dikutip dari VOA Indonesia, mengatakan Nick Ayers, yang menjabat sebagai kepala staf Wakil Presiden Mike Pence, berencana meninggalkan pemerintahan akhir tahun ini.
Trump dikatakan akan mencari seseorang yang akan tetap di Gedung Putih setidaknya sampai kampanye pemilu 2020.
“Saya akan keluar akhir tahun ini, tapi akan bekerja dengan tim #MAGA untuk menyukseskan agenda,” cuit Ayers di Twitter, merujuk pada slogan Trump “Jadikan Amerika Hebat Kembali”.
Dengan penolakan Ayers, berbagai laporan mengatakan presiden kini mempertimbangkan Menteri Keuangan Steve Mnuchin, Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Mick Mulvaney, atau anggota Kongres yang konservatif dari partai Republik Mark Meadows sebagai kepala staf barunya.
Salah seorang dari mereka -- atau mungkin orang lain -- akan menggantikan John Kelly sebagai pejabat yang biasanya mengontrol akses ke Ruang Oval.
Trump, pada Sabtu (8/12), mengumumkan Kelly akan keluar pada akhir bulan ini.
Dua Tahun Menjabat, 28 Pejabat Terpental
BBC Indonesia melaporkan, sejumlah laporan menyebutkan, hubungan Trump dengan Kelly terus memburuk.
BBC sebelumnya melaporkan, Donald Trump menyebut, pengganti John Kelly akan segera diumumkan “dalam satu dua hari ini”.
Sejak beberapa hari ini muncul desas-desus John Kelly berada di bawah tekanan untuk mengundurkan diri dari posisi yang dijabatnya sejak Juli 2017.
Beberapa laporan mengatakan hubungan Presiden Trump dengan mantan perwira marinir itu makin memburuk saja.
Tapi, Donald Trump menyebut John Kelly sebagai “tokoh hebat”.
“Dia sudah bekerja bersama saya selama hampir dua tahun sampai sekarang -dalam dua jabatan,” kata Trump. “Saya sangat menghargai pengabdiannya.”
Penggantian John Kelly makin mempertinggi rekor Donald Trump tentang para pejabat dekatnya yang terpental dalam waktu singkat.
Sejauh ini, sejak dua tahun menjabat, sudah ada 28 pejabat Gedung Putih yang dipecat atau mundur -atau dipaksa mundur.
Dengan pergerakan pelantikan dan pemecatan -atau pengunduran diri begitu cepat itu, Trump kini dibantu oleh Penasihat Keamanan Nasional yang ketiga, direktur komunikasi yang kelima, dan nanti, pejabat baru, akan merupakan Kepala Staf Kepresidenan yang ketiga.
Sebelumnya, John Kelly disorot karena dalam sebuah buku tentang Trump yang ditulis wartawan investigasi kawakan Bob Woodward, disebut bahwa John Kelly menyebut Donald Trump sebagai “idiot”.
Kelly dalam buku itu disebut mengatakan bahwa “tidak ada gunanya untuk mencoba meyakinkan (Trump) tentang hal apa pun”.
John Kelly telah menyangkal secara tegas gambaran di buku itu tentang dirinya.
Di bawah pemerintahan Trump, awalnya John Kelly memimpin Departemen Keamanan Dalam Negeri, namun kemudian dipromosikan menjadi kepala staf, Juli 2017, menggantikan Reince Priebus.
Pada hari Sabtu (8/12), Presiden Trump juga mengumumkan perwira militernya yang menyandang pangkat paling tinggi, Jenderal Joe Dunford, akan pensiun sebagai ketua Kepala Staf Gabungan tentara AS.
Dalam cuitannya, Trump mengatakan Jenderal Mark Milley, Kepala Staf Angkatan Darat AS saat ini, akan menggantikan Dunford. (VOA/BBC)
Editor : Sotyati
Sri Mulyani Klarifikasi Alasannya Kerap Bungkam dari Wartawa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan ter...