Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 08:34 WIB | Senin, 25 April 2016

Kedekatan dengan Ayah Penting bagi Kesehatan Jiwa Anak Laki-laki

Ilustrasi: Hubungan yang baik anak laki-laki dan ayahnya mempengaruhi kesehatan mental anak. Disarankan untuk sering melakukan kegiatan bersama. (Foto: queerty.com)

SATUHARAPAN.COM - Ayah memiliki peran penting bagi kesehatan mental anak laki-laki. Sayangnya, menginjak remaja, biasanya anak laki-laki sulit membangun hubungan emosi dan komunikasi yang baik dengan ayahnya.

Remaja pria cenderung enggan bercerita mengenai masalahnya. 

Ketika masih kecil, anak laki-laki biasa mengikuti tingkah laku ayah mereka dan bertanya tentang banyak hal kepada ayahnya, serta berusaha menjadi seperti ayah.

Tetapi, mulai menginjak masa remaja, mereka biasanya memilih bungkam terutama pada hal-hal yang terkait dengan masalah dan tantangan di dalam kehidupan mereka.

Padahal satu dari empat remaja putra di Australia diketahui memiliki gangguan kesehatan mental dan hanya 13 persen dari anak muda tidak mencari bantuan.

Penyedia layanan kesehatan mental Headspace saat ini mendorong para ayah untuk membantu mendukung anak lelaki mereka ketika mereka membutuhkannya.

"Cara anak remaja putra meminta bantuan berbeda dengan remaja putri,” kata kepala tim psikolog klinis Headspace ACT, Tim McLauchlan.

"Mereka tidak ingin mengakui kalau mereka memiliki masalah. Mereka juga cenderung enggan membuka percakapan dengan orang lain untuk menceritakan apa yang sedang dialaminya. Mungkin remaja pria menilai kalau memiliki kesulitan kesehatan mental merupakan bentuk kelemahan,” dia menambahkan.

Umum dijumpai banyak remaja pria gelisah, merasa sedih, dan terluka, atau kondisi emosi tidak stabil ketika mengalami tantangan.

Jika perasaan-perasaan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama atau mengganggu kehidupan sehari-hari, bisa berkembang menjadi gangguan kesehatan mental yang lebih luas.

"Kita perlu mulai khawatir ketika gejala-gejala seperti itu terus berlangsung seminggu atau dua minggu, saat remaja pria itu secara konsisten merasa tidak menjadi diri mereka sendiri atau merasa sedih dan moody,” kata McLauchlan.

Remaja pria bisa jadi berhenti bermain dengan teman-teman mereka atau melakukan kegiatan yang biasanya mereka sukai. "Bisa jadi terlihat juga perubahan pada pola tidur mereka atau selera makan, mereka bisa juga berhenti mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka.

"Jika ditemukan gejala-gejala seperti itu maka kita perlu memastikan anak remaja pria kita bisa mendapatkan dukungan,” ia menjelaskan.

Melewatkan Waktu Bersama

McLauchlan mengatakan, para ayah bisa memainkan peran penting dalam mengidentifikasi gejala dini gangguan kesehatan mental dan membantu anak laki-lakinya mendapatkan dukungan.

Ia berpendapat kebanyakan remaja pria dan ayahnya sebenarnya ingin memiliki hubungan yang akrab dan kuat, tetapi banyak yang tidak tahu bagaimana melakukannya.

"Saya mendorong remaja pria dan ayahnya melewatkan waktu bersama untuk memulai menciptakan hubungan yang kuat dan akrab tersebut,” katanya.

Anak laki-laki, menurut pendapatnya, lebih pandai melakukan sesuatu ketimbang membicarakanya. “Saya mendorong orang untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa mereka lakukan bersama, dan keterlibatan bersama seperti itu sangat berarti bagi remaja pria,” ia menambahkan.

Hal semacam ini bisa menjadi langkah awal remaja laki-laki dalam membangun kembali hubungan dengan ayah. Hubungan semacam itu menjadi kunci utama yang sangat penting.

"Ketika ayahnya terhubung dengan anak laki-lakinya, perhatikan hal-hal yang bisa menjadi sumber masalah atau kesulitan dalam kehidupan mereka,” katanya.

Selain itu, ia berpesan untuk mengapresiasi pencapaian mereka atau hal-hal yang mereka sukai, “Sehingga Anda bisa membangun hubungan yang penuh dengan remaja pria.”

"Ketika kondisi yang buruk terjadi, mereka akan jauh lebih mudah diajak berbicara pada ayahnya,” ia menambahkan. (radioasutralia.net.au)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home