Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 15:26 WIB | Kamis, 26 Desember 2013

Kekerasan di Sudan Selatan Picu Harga Minyak Asia Naik

Militer Sudan Selatan. (Foto: cnn.com)

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Harga minyak mentah sedikit lebih tinggi di perdagangan Asia pada Kamis (26/12) akibat adanya kekhawatiran soal pasokan setelah eskalasi kekerasan di negara penghasil minyak Sudan Selatan, namun keuntungan dibatasi saat para dealer duduk di sela-sela menunggu petunjuk terbaru setelah musim perayaan Natal.

Kontrak utama New York meliputi minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari, naik 27 sen menjadi 99,49 dolar Amerika (sekitar Rp 1,209 juta) di perdagangan Kamis pagi, sementara minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari naik 20 sen menjadi 112,10 dolar Amerika (sekitar Rp 1,362 juta).

Sanjeev Gupta, kepala minyak dan gas Asia-Pasifik di perusahaan konsultan EY, mengatakan harga minyak didukung oleh “kekhawatiran akan gangguan terhadap suplai dari Sudan Selatan.”

Namun, “pasar tampaknya tidak akan berubah hingga rilis data ekonomi baru pada pekan pertama 2014,” ujarnya.

Kekerasan di Sudan Selatan, produsen minyak pemula, meningkat pada Rabu (25/12) saat tentaranya bentrok dengan pasukan pemberontak di negara penghasil minyak, ketika PBB mengerahkan dua kali lipat pasukan penjaga perdamaian untuk menghindari perang sipil.

Ribuan orang diyakini tewas dalam lebih dari sepekan kekerasan antara tentara setia Presiden Salva Kiir dengan mereka yang mendukung musuhnya, Riek Machar, mantan wakil presiden yang dipecatnya pada Juli.

Produksi minyak, yang menyumbang lebih dari 95 persen ekonomi Sudan Selatan, dihantam kekerasan, dengan banyak pekerja minyak yang dievakuasi pekan lalu.

Meningkatnya kekerasan tersebut menambah kekhawatiran tentang terganggunga pasokan global, setelah pengurangan produksi minyak terus terjadi di negara anggota OPEC, Libya, karena penutupan terminal penting di bagian timur negara itu selama berbulan-bulan.

Investor juga menunggu laporan cadangan minyak mingguan AS yang akan dirilis pada Jumat (27/12) sebagai petunjuk mengenai permintaan AS.

Analis memproyeksikan persediaan AS turun 2,2 juta barel, menurut survei Wall Street Journal. (AFP/Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home