Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:59 WIB | Rabu, 28 Desember 2016

Kerenda, Buah Nostalgia Berpotensi Herbal

Kerenda (Carissa carandas). (Foto: Indiaplants.com)

SATUHARAPAN.COM – Kerenda termasuk buah langka, dan menjadi salah satu buah nostalgia di masa kanak-kanak. Buahnya, berwarna merah muda bila masih muda dan berwarna hitam seperti buah anggur jika sudah masak.

Tanaman ini biasanya tumbuh di halaman dan selalu berbuah lebat. Buah yang hitam berarti sudah sangat ranum, sehingga walaupun cukup banyak getahnya, rasanya cukup manis.

Tanaman ini juga dapat menjadi hiasan yang sangat cantik. Buah-buahnya yang berwarna merah muda sampai merah kehitaman menghiasi daunnya yang bundar lonjong kecil-kecil berwarna hijau pekat. Bunganya yang berwarna putih kecil-kecil menambah keindahan.

Buah kerenda, seperti dikutip dari nurseryfruit.blogspot.co.id, memiliki rasa asam, sedikit manis. Bijinya pipih dan lunak, jika tergigit rasanya agak getir. Buah kerenda yang sudah masak dan hitam pekat warnanya, enak dimakan langsung setelah dicuci bersih dari  getahnya yang putih seperti susu, lalu direndam sebentar dalam larutan garam.

Bagian dalam buah sangat juicy, dengan rasa asam manis yang segar. Tetapi jika masih merah warnanya, rasanya asam dan agak kelat. Lebih enak lagi, buah kerenda dimasak dengan air gula yang dibubuhi cengkeh dan vanili dijadikan setup yang lezat. Walaupun rasanya manis-manis asam, kerenda jarang dijadikan campuran rujak, mungkin karena terlalu banyak getahnya. Di India kerenda biasa digunakan sebagai bumbu dalam acar India dan rempah-rempah.

Tanaman kerenda memiliki sejarah panjang digunakan dalam sistem pengobatan tradisional, baik di Asia Selatan maupun di Afrika. Suku di wilayah Barat Ghat dari Karnataka India, menggunakan buah kerenda sebagai obat hepatoprotektor dan antihiperglikemik.

Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh tim peneliti Jurusan Farmasi Farmakognosi dan Fitokimia Universitas Rashtrasant Tukadoji Maharaj Nagpur Maharashtra, India, tentang potensi antidiabetes dari ekstrak buah kerenda. Data eksperimen menunjukkan ekstrak metanol dan fraksi larut etil asetatnya telah secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah sebesar 48 persen.

Pemerian Botani Kerenda

Tanaman kerenda  seperti dikutip dari unas.ac.id, merupakan perdu berkayu, tingginya sekitar 1,5-5 meter. Dahannya berduri, langsing dan panjang. Daunnya bundar telur berwarna hijau tua, dengan permukaan atas daun mengkilap, sedangkan permukaan bawahnya berwarna hijau muda dan agak buram. Helai daunnya agak liat seperti kulit.

Bunganya kecil-kecil, mahkota berwarna putih, sedangkan kelopaknya berwarna merah muda, agak berbau harum.

Pohon kerenda seperti dikutip dari warintek.ristekdikti.go.id, tak pernah tumbuh besar. Bunga kerenda berwarna putih, ukurannya kecil berbentuk seperti bunga pepaya gantung tetapi daun bunganya tipis dan tangkainya berwarna merah muda. Buah mudanya berwarna putih kemudian berubah menjadi merah muda dan makin tua akan berubah warna hitam atau hitam keunguan.

Tanaman kerenda, dikutip dari unas.ac.id, memiliki nama ilmiah Carissa carandas. Warga di Medan dan sekitarnya menyebutnya buah renda, sedangkan di Betawi sering disebut buah kerendang. Di beberapa tempat di Pulau Jawa disebut buah samarinda, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama christ’s thorn, bengal currant, atau natal plum.

Nama lain adalah karonda, karanda, kerenda (Malaysia), nam phrom atau namdaeng di Thailand, dan caramba, caranda, caraunda serta perunkila di Filipina. Nama lain yang dikenal adalah kismis bengal atau duri Kristus di India Selatan. Di Assam, tanaman ini disebut karja tenga, dan di Bengali disebut sebagai koromcha.

Carissa carandas, dikutip dari theindianvegan.blogspot.co.id, tumbuh alami di kawasan Himalaya hingga ketinggian 1.800 meter di atas permukaan air laut, di Siwalik Hills, Ghats Barat, di Nepal, dan Afghanistan. Sebenarnya tumbuhan ini berasal dari India dan kemudian menyebar luas hampir ke seluruh wilayah Asia tropis.

Tumbuhan ini berkembang dengan baik di daerah dengan suhu tinggi. Di India, contohnya, tumbuh di Rajasthan, Gujarat, Bihar, Bengal Barat, dan Uttar Pradesh. Kerenda juga tumbuh di hutan hujan Sri Lanka.

Suku Bhil di Rajasthan memanfaatkan daun kerenda sebagai kertas tembakau.  Di distrik Jashpur, misalnya, akar pohonnya digunakan untuk  mengobati luka-luka pada sapi. Sementara itu suku Munda di Chota Nagpur menggunakan akar untuk mengobati rematik.

Khasiat Herbal Kerenda

Buah Carrisa carandas,mengutip dari ncbi.nlm.nih.gov, berkhasiat sebagai obat sariawan dan obat demam, sedang akarnya untuk obat cacing. Untuk obat sariawan dipakai buah kerenda yang sudah tua kemudian dibelah dan dioleskan pada bagian yang sakit dengan pemakaian diulang-ulang.

Daun dan buah kerenda mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol. Di samping itu daunnya juga mengandung alkaloida.

Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Universitas Aga Khan Pakistan, seperti dikutip dari researchgate.net, meneliti khasiat kerenda dalam mengobati  sembelit dan diare. Hasilnya, di antaranya, menunjukkan ekstrak kerenda memberikan bukti jelas efektivitas ganda kerenda dalam sembelit dan diare.

Dalam pengobatan tradisional, seperti dikutip dari theindianvegan.blogspot.co.id, kelompok masyarakat adat di Afrika menggunakan buah natal plum (Carissa macrocarpa), untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan untuk untuk menangkal pilek dan flu. Di Ghana, daun direbus untuk memperbaiki sakit gigi, dan akarnya untuk mengobati peradangan, nyeri, nyeri dada, dan malaria. Akar buahnya untuk mengembalikan kejantanan.

Tim peneliti dari laboratorium penelitian kimia Divisi Kimia Organik, Universitas, Vellore, Tamil Nadu India, meneliti peran buah kering Carissa carandas sebagai agen anti-inflamasi dan analisis konstituen fitokimia dengan GC-MS. Banyak obat yang tersedia di pasar untuk penyakit inflamasi, namun menunjukkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Karena itu, pengobatan alternatif dengan senyawa yang lebih aman diperlukan. Berdasarkan hasil positif dari percobaan, ekstrak metanol buah-buahan kering dari kerenda berpotensi dapat digunakan sebagai suplemen makanan dengan tujuan memberikan efek anti-inflamasi.  

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home