Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 10:06 WIB | Rabu, 16 Desember 2015

Kerugian Akibat Kebakaran Hutan Dua Kali Bencana Tsunami Aceh

Api membakar lahan di sekitar Jalan Tjilik Riwut Km 53 dari arah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu (31/10). Hingga kini masih terjadi pembakaran lahan yang berpotensi menimbulkan kembali kabut asap tebal dan pekat di wilayah Kalimantan Tengah. (Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perekonomian Indonesia merugi US$ 16 miliar akibat kebakaran hutan tahun ini yang telah menyebabkan kawasan Asia Tenggara diselubungi asap. Jumlah itu dua kali lipat dari dana yang dihabiskan untuk membangun kembali Aceh akibat bencana tsunami.

Hal ini disampaikan oleh Bank Dunia dalam laporan yang dilansir pada Selasa (15/12).

Kebakaran dan kabut di Indonesia, menurut laporan itu, merupakan kejadian berulang yang diakibatkan oleh pembukaan dan pembakaran hutan.Namun kebakaran pada tahun 2015 adalah yang terburuk selama beberapa tahun, menyebabkan kualitas udara memburuk secara dramatis dan banyak warga jatuh sakit di seluruh wilayah.

Dalam data mutakhir kuartalan pada perekonomian Indonesia, Bank Dunia mengatakan kebakaran telah menghancurkan 2,6 juta hektar hutan dan lahan pertanian di seluruh Indonesia dari bulan Juni sampai Oktober.

Biaya ekonomi diperkirakan mencapai Rp 221 triliun, setara dengan 1,9 persen dari PDB tahun ini.

Sebaliknya, untuk membangun kembali Aceh dari bencana tsunami adalah US$ 7 miliar, yang terjadi 11 tahun lalu yang menyebabkan puluhan ribu jiwa hilang.

"Dampak ekonomi dari kebakaran hutan sangat besar," kata Direktur Bank Dunia di Indonesia, Rodrigo Chaves, sebagaimana dilansir oleh channelnewsasia.com.

Bank Dunia mengatakan bahwa jika setiap hektar lahan yang terbakar pada tahun 2015 diubah menjadi perkebunan kelapa sawit, nilainya akan menjadi sekitar US $ 8 miliar.

"Jadi di satu sisi ada kerugian 16 miliar dolar yang ditanggung oleh masyarakat Indonesia, di sisi lain delapan miliar dolar menjadi keuntungan segelintir individu," kata spesialis lingkungan Bank Dunia, Ann Jeannette Glauber.

Estimasi biaya didasarkan pada analisis dari jenis tanah yang dibakar dan memperhitungkan dampaknya pada pertanian, kehutanan, perdagangan, pariwisata dan transportasi, serta efek jangka pendek dari kabut seperti penutupan sekolah dan kesehatan.

Lebih dari setengah juta orang menderita infeksi saluran pernapasan akut di Indonesia, sementara banyak di negara tetangga Singapura dan Malaysia juga jatuh sakit.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home