Loading...
INSPIRASI
Penulis: Kristiani Santoso 00:00 WIB | Minggu, 10 November 2013

Ketika Lidah Mencuri Kuasa

Nasi Goreng (foto: id.m.wikipedia.org)

SATUHARAPAN.COM – Seperti  biasa pada hari Minggu, saya dan suami pergi beribadah di gereja. Dan seperti biasa pula, kami selalu makan di luar seusai kebaktian. Minggu itu kami memutuskan untuk makan di sebuah rumah makan yang hanya sepelemparan batu jauhnya dari gereja tempat kami beribadah. Selain karena adu cepat dengan turunnya hujan, sejak di dalam ruang ibadah, pikiran saya dihantui oleh bayangan sepiring nasi goreng. Dan kebetulan, tempat itu memiliki menu nasi goreng dalam daftarnya.

Setelah menemukan tempat duduk yang cocok, saya langsung menuliskan ”nasi goreng spesial” pada secarik kertas yang tersedia. Suami saya memesan menu yang sama. Tak lama waktu berselang, sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi terhidang di atas meja. Persis seperti bayangan di gereja tadi, hanya saja yang ini porsinya sedikit lebih banyak. Saya langsung melahap nasi goreng itu, setelah berdoa tentunya. Saya ingat betul isi doa saya waktu itu: sangat bersyukur kepada Tuhan karena keinginan makan nasi goreng terwujud.

Namun, saat sedang memproses sendokan pertama, muka saya langsung ciut. Rasanya benar-benar tidak enak, bahkan nyaris tidak berasa. Hambar. Bagian terenak dari nasi goreng itu hanyalah telur mata sapinya yang digoreng setengah matang. Pada detik itu, ingin rasanya untuk tidak melanjutkan makan. Tetapi, ada teguran lain bersuara dalam hati. Dan piring itu pun bersih meski penuh perjuangan.

Makan seharusnya hanya bicara tentang kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan akan asupan energi untuk hidup. Hanya sering kali dipersulit oleh pemenuhan kepuasan indra pengecap. Bukankah rasa itu hanya bertahan sebatas lidah? Makanan yang kita sebut ”enak”, bukankah tidak lagi berasa saat melewati kerongkongan?

Agaknya kita perlu sungguh-sungguh menghayati salah satu frasa dalam Doa Bapa Kami: ”Berikanlah pada hari ini, makanan kami yang secukupnya.” Entah itu cukup enak, cukup lezat, ataupun cukup hambar. Yang penting cukup.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home