Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 16:12 WIB | Sabtu, 25 Februari 2017

Koleksi Museum Alkitab LAI: Perjanjian Lama Beraksara Jawa

Perjanjian Lama Aksara Jawa yang terdapat di sebuah vitrin kaca di Museum Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Jakarta. (Foto: Prasasta Widiadi)

SATUHARAPAN.COM – Museum Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menyimpan koleksi Alkitab Perjanjian Lama (PL) dengan aksara Jawa.

Alkitab tersebut tergeletak dalam keadaan terbuka di sebuah vitrin kaca, bersama dengan sejumlah Alkitab yang sama-sama tertulis dalam aksara daerah lainnya. Dari kejauhan, buku yang memiliki ukuran setara dengan kotak makanan untuk anak sekolah itu, memiliki pembatas buku yang berwarna biru yang melekat di tengah-tengahnya. Bagian kertas dari halaman depan Alkitab tersebut nampak sobek sebagian, namun lembaran yang nyaris sobek itu masih dapat dibaca oleh pengunjung museum. 

Di sebelah buku itu terdapat keterangan yang menyatakan buku itu tidak seperti Perjanjian Lama pada umumnya – yang berisi kitab Kejadian sampai dengan Maleakhi – namun buku berjudul “Perjanjian Lama Aksara Jawa” itu hanya berisi kitab 1 Raja-raja – Mazmur. Keterangan lain yang dicantumkan LAI adalah, buku tersebut diterbitkan oleh The British and Foreign Bible Society pada tahun 1913.

Alkitab Bahasa Jawa

Alkitab bahasa Jawa dalam catatan Wikipedia dikenal dengan nama “Kitab Suci”. Alkitab ini merupakan  alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa. Terjemahan ini diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Belanda untuk kali pertama pada tahun 1854.

Kebanyakan Kitab Suci bahasa Jawa mula-mula dipublikasikan dalam aksara Jawa, meskipun ada juga yang diterbitkan dalam aksara Arab (biasa dikenal dengan huruf Pegon). Kemudian  Perjanjian Baru dari Alkitab diterbitkan dalam huruf roman pada tahun 1911. Alkitab bahasa Jawa untuk kali pertama adalah alkitab yang berisi Perjanjian Baru, yang diterjemahkan oleh seorang misionaris dari Baptist Missionary of Semarang, Gottlob Bruckner.

Versi ini dicetak pada tahun 1829 di Serampore, India. Pada tahun 1848 pemerintah Hindia Belanda  mengizinkan mengedarkan beberapa Perjanjian Baru terjemahan Bruckner yang telah disita selama 17 tahun.

Tentang Penerjemah dalam bahasa Jawa

Gottlob Bruckner, menurut Wikipedia,  adalah penerjemah Alkitab ke dalam bahasa Jawa yang pertama. Ia dilahirkan di keluarga seorang petani yang memiliki enam anak di Sachsen, Jerman.  Ia menuntut ilmu di sekolah zending di Jerman dan Belanda. Tetapi karena keadaan perang di Eropa pada zaman Napoleon itu, ia tidak diizinkan pergi ke mana-mana.

Pada tanggal 1 Januari 1814, Bruckner berangkat bersama dengan John Supper dan Joseph Kam  menempuh pendidikan di Inggris. Tiga orang utusan London Missionary Society itu sampai di Batavia pada tanggal 26 Mei. Dengan kedatangan ketiga orang tersebut, gubernur Hindia Belanda saat itu, Sir Stamford Raffles juga membentuk Lembaga Alkitab Jawa dan Bruckner dipilih menjadi ketuanya. Bruckner kemudian menjadi pendeta di Semarang, Jawa Tengah hingga ia meninggal.

Sementara Supper tinggal di Batavia dan Kam menjadi utusan misi untuk Maluku. Mula-mula Bruckner menjadi utusan "Nederlandsch Zendeling Genootschap" (NZG) atau Serikat Misionaris Belanda yang bertugas di Gereja Blenduk, Semarang, Jawa Tengah, namun pada 1816, Bruckner berhenti.

Ia menerima dukungan dari “Baptist Missionary Society” atau Perhimpunan Pekabaran Indjil Baptis  dari Inggris selama beberapa tahun.  

Pada bulan Desember 1914, Bruckner menikah dengan putri seorang misionaris Belanda di Semarang. Mereka dikaruniai delapan orang anak namun empat di antaranya meninggal.

Ketika Bruckner pergi untuk mencetak Alkitab di Serampore, India, ia membawa serta kedua anak lelakinya dan meninggalkan istri dan kedua putrinya di Jawa. Di Serampore putra sulungnya yang berusia tiga belas tahun meninggal karena sakit.  Pada tahun 1915 ia juga menyempatkan diri mengunjungi Surakarta dan Yogyakarta.

Selama tinggal di Semarang ia berhasil menterjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jawa (1829). Terjemahan tersebut merupakan terjemahan yang paling awal dalam sejarah terjemahan Alkitab ke dalam bahasa daerah di Nusantara.

Bruckner memang tidak berhasil mendirikan sebuah jemaat pun di Jawa, tetapi karya dan pekerjaannya telah menjadi basis bagi bergenerasi-generasi misionaris yang selanjutnya.   

Selain menerjemahkan Alkitab, Bruckner juga membuat Kamus Belanda-Jawa yang pertama, dan dia gunakan untuk membantu dalam projek penerjemahan Alkitabnya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home