Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 08:03 WIB | Sabtu, 28 Januari 2017

Koleksi Museum LAI: Miniatur Kegiatan Pengirikan

Miniatur yang menggambarkan kegiatan pengirikan seperti yang terdapat dalam berbagai perikop di Alkitab, di Museum Lembaga Alkitab Indonesia. (Foto: Prasasta Widiadi)

SATUHARAPAN.COM – Museum Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) menghadirkan koleksi miniatur kegiatan pengirikan, seperti yang terdapat dalam berbagai perikop di Alkitab.

Berbeda dengan miniatur "Yesus Meredakan Angin Ribut" dan miniatur "Kapal Nabi Nuh", yang dihadirkan satuharapan.com beberapa pekan lalu, yang mungkin lebih dikenal, kegiatan pengirikan tidak terlalu populer. Dalam bahasa Indonesia sehari-hari, mungkin orang yang berkecimpung di dalam dunia pertanian yang dapat memahami hal tersebut. Karena itu pengunjung museum yang belum memahami arti ‘pengirikan’ dapat melihat miniatur kegiatan tersebut yang terbingkai dalam sebuah vitrin kaca.

Dari atas vitrin terlihat miniatur kegiatan pengirikan yang besarnya seukuran kue ulang tahun untuk anak-anak atau kue pernikahan.

Dalam miniatur tersebut terdapat tiga manekin yang melakukan kegiatan berbeda. Dua manekin dari kejauhan tampak menggambarkan laki-laki, sementara satu manekin menggambarkan perempuan. Ketiganya mengenakan busana khas Timur Tengah pada masa Alkitab ditulis.

Dua manekin laki-laki terlihat mengerjakan dua aktivitas berbeda, satu orang digambarkan sedang menggiring dua kerbau berwarna hitam seperti orang membajak sawah, yang lain tampak memilah-milah dan merapikan jerami yang dijemur.

Manekin perempuan terlihat menggendong bayi dengan selendang, sementara di hadapannya terdapat satu miniatur hewan yang memiliki bulu-bulu berwarna putih menyerupai domba.

Keterangan Museum Alkitab LAI

Tempat pengirikan adalah tempat untuk menjemur dan memisahkan bulir gandum dari sekamnya.  Biasanya berupa tanah datar yang luas terbuka dan panas, sehingga panasnya sangat membantu mengeringkan gandum, dan banyak angin di sekitarnya membantu proses pemisahan gandum dan sekam.

Di tempat datar itu gandum dilkumpulkan untuk dijemur kemudian dipukuli oleh pekerja atau diinjak-injak oleh sapi atau kuda barulah dilakukan penampian dengan bantuan angin, karena angin yang kuat akan membawa sekam terbang menjauh sehingga yang tersisa di alat penampi adalah biji-biji gandum.

Sebuah situs di internet, compellingtruth.org, mendefinisikan tempat pengirikan adalah permukaan datar yang halus yang digunakan dalam proses panen gandum. Sebelum ada mesin, petani menggunakan tempat pengirikan untuk memisahkan gandum dari sekam.

Hasil panen yang tersebar di tempat pengirikan kemudian mengalami proses penghancuran yang dilakukan oleh hewan yakni sapi atau lembu untuk menghancurkan dan memecah berkas gandum agar terpisah dari sekam.

Dalam Alkitab, terdapat beberapa contoh kegiatan pengirikan seperti terdapat dalam Rut 2:17: “Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya.” (Teks Alkitab Terjemahan Baru, Lembaga Alkitab Indonesia, 1974).

Begitu juga dalam Yesaya 28:27: “Sebab jintan hitam tidak diirik dengan eretan pengirik, dan roda gerobak tidak dipakai untuk menggiling jintan putih, tetapi jintan hitam diirik dengan memukul-mukulnya dengan galah, dan jintan putih dengan tongkat.” Teks Alkitab Terjemahan Baru, Lembaga Alkitab Indonesia, 1974).

Tempat pengirikan adalah simbol penghakiman dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, di Hosea 13:3, Hosea bernubuat Israel akan seperti kabut atau embun yang hilang di pagi hari, seperti sekam yang berputar dari tempat pengirikan atau seperti asap dari jendela.

Sekam, dalam Mazmur 1:4, adalah simbol kehancuran orang fasik. Dalam kutipan lain di Alkitab, Yohanes Pembaptis menyebut Yesus sebagai orang yang akan memisahkan gandum yang baik dari sekam dengan garpu penampi, dan yang akan mengumpulkan biji-bijian ke dalam gudang dan membakar sekam dengan  api yang tak terpadamkan seperti terdapat dalam Matius 3:12.  

Tempat pengirikan memiliki makna spiritual sebagai tempat pemisahan antara yang baik dan yang jahat, seperti tertuang dalam kisah Ruth dan Boas, Ruth melambangkan orang percaya pada saat itu, karena ia adalah seorang yang masuk agama Yahudi seperti terdapat dalam Rut 1:16, sementara Boas adalah simbol Kristus-Penebus. Ketika Ruth datang ke tempat pengirikan dia menanggapi kebaikan dan kemurahan hati Boas seperti terdapat dalam Ruth 2: 8-13.

Ruth mengenal Boas sebagai sosok yang baik, dan Ruth percaya sepenuhnya kepada Boas. Fakta bahwa permohonannya berlangsung di tempat pengirikan, di antara gandum dan sekam, adalah simbol dari kebutuhan penebusan manusia dan mengenali identitas Allah sebagai Penebus seperti terdapat dalam Ayub 19:25, Mazmur 19:14, dan Mazmur 78:35.

Gandum dan sekam melambangkan perbedaan orang baik dan jahat. Gandum dikumpulkan ke dalam gudang dengan iman, dengan karunia Allah, yang memberikan kebenaran dan keselamatan rohani melalui Yesus Kristus, seperti terdapat dalam Roma 1:17, Roma 3: 22-24, dan Ibrani 2: 11-15.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home