Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 18:32 WIB | Jumat, 24 Juni 2016

Konpers IEU CEPA Dibatalkan, Wartawan Diajak Buka Puasa

Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa, Jean Claude Juncker membahas berbagai upaya peningkatan kerjasama ekonomi perdagangan kedua pihak, antara lain pembentukan Indonesia - EU CEPA, implementasi FLEGT VPA dan sustainability minyak sawit Indonesia. (Foto: kemendag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution membatalkan konferensi pers terkait pembahasan Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA), pada hari Jumat (24/6).

Konferensi pers yang diagendakan pukul 16.30 WIB diundur hingga pukul 17.30 WIB. Kemudian salah satu staf Humas Kementerian Perdagangan menyampaikan kepada wartawan yang telah menunggu di press room bahwa acara konferensi pers dibatalkan.

"Mohon maaf konferensi pers dibatalkan karena Pak Menteri masih rapat terkait IEU CEPA. Nanti jika ada informasi lebih lanjut dari dalam kami akan kabarkan lagi,” kata salah satu staf Humas Kemendag, di Jakarta, hari Jumat (24/6).

Setelah pemberitahuan tersebut, sejumlah wartawan diajak untuk buka puasa bersama dengan menu yang telah disiapkan pihak Kementerian Perdagangan.

Wujudkan Nawacita

Seperti diberitakan sebelumnya Thomas bersama Menteri Perindustrian Saleh Husin telah melakukan pertemuan dengan pihak Komisi Eropa guna membahas scoping paper (ruang lingkup) IEU CEPA pada kunjungannya ke Brussel, tanggal 4-5 April 2016 lalu. Mereka juga melakukan pertemuan dengan Komisioner Perdagangan Komisi Eropa.

Implementasi IEU-CEPA ini supaya mampu mewujudkan agenda prioritas pemerintah (Nawacita), yaitu meningkatnya produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, khususnya Eropa. 

Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Brussel bertemu Presiden Parlemen Uni Eropa Martin Schulz, hari Kamis, 21 April 2016, di Kantor Presiden Uni Parlemen Eropa di Brussels. Setelah pertemuan itu Jokowi meminta para menterinya untuk segera menindaklanjuti hasil kesepakatan dan kerja sama saat kunjungan kenegaraannya ke Eropa pada 17-23 April 2016.

"Segera dilakukan, sehingga kesempatan yang sudah ada, ada tindaklanjutnya," kata Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas yang membahas hasil kunjungan ke Eropa di Kantor Presiden, Jakarta, hari Senin (25/4/2016).

Sementara terkait hasil kunjungan ke Uni Eropa, Presiden meminta tindak lanjut dari Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang telah menyelesaikan "scoping paper" yang memuat aspirasi bersama mengenai kedalaman dan cakupan skema kerja sama tersebut.

"Setelah menyelesaikan scoping paper agar negoisasinya segera dilaksanakan. Apa yang dibicarakan kemarin harus ada tindaklanjut," kata Presiden.

Turun 5,4 Persen

Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 tahun terakhir (2011-2015) menunjukkan total nilai perdagangan Indonesia-Uni Eropa turun sekitar 5,4 persen per tahun. Hal itu berdampak pada penurunan surplus neraca perdagangan bagi Indonesia sebesar 14,5 persen per tahun pada periode waktu yang sama.

Sementara itu, pada 2015, nilai surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa hanya mencapai USD 3,5 miliar atau turun 16,7 persen dibandingkan nilai tahun sebelumnya yang mencapai USD 4,2 miliar.

Ekspor Indonesia ke Uni Eropa masih didominasi produk primer pertanian seperti minyak kelapa sawit, karet alam, dan kopra. Sebaliknya produk impor Indonesia dari Uni Eropa didominasi produk-produk industri seperti permesinan, peralatan telekomunikasi, suku cadang pesawat terbang, dan obat-obatan.

Dari sisi penanaman modal asing, nilai realisasi investasi Uni Eropa di Indonesia juga cenderung menurun. Pada 2014, nilai investasi Uni Eropa di Indonesia mencapai USD 3,8 miliar, dan turun menjadi USD 2,3 miliar pada 2015. Investasi Uni Eropa hanya menempati peringkat ke-4 terbesar bagi Indonesia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home