Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 10:22 WIB | Jumat, 23 Mei 2014

Korban Banjir Sigi Berharap Dapat Bantuan

Debit air Sungai Palu meluap dan merendam sejumlah wilayah di bantaran sungai. (Foto: infopalu.com)

PALU, SATUHARAPAN.COM - Warga korban banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengharapkan bantuan kepada Pemkab Sigi untuk bisa membangun kembali rumah yang rusak akibat bencana alam itu.

Milton (33), warga Desa Kamarora, Kecamatan Nokilalaki, Sigi, Jumat (23/5) ini mengatakan rumahnya yang berukuran 42 meter persegi dengan dinding papan dan atap seng yang dibangun susah payah, rusak parah akibat banjir. Bahkan bahan pangan berupa beras dan juga hasil panen biji kakao yang sudah siap dijual hanyut terseret banjir.

Bersyukur pria dua anak tersebut dan keluarga bisa menyelamatkan diri dari keganasan banjir yang datang melanda permukiman warga Desa Kamarora dan Kadidia pada Selasa (20/5) malam. Banjir melanda permukiman pada pukul 22.30 WITA, saat kebanyakan warga, termasuk ia bersama istri dan kedua anaknya belum tidur, menonton televisi.

Musibah banjir itu didahului hujan lebat disertai angin kencang. "Kami pun langsung ke luar rumah dan lari mencari tempat berlindung yang aman. Sementara rumah dan semua isinya kami tinggalkan," katanya.

Hal senada disampaikan Yones, warga Desa Kadidia yang juga dilanda banjir bandang. Ia juga mengatakan rumahnya yang berada di pinggir jalan raya rusak parah diterjang banjir.

"Saya bersyukur, meski harta benda rumah dan isinya rusak tetapi tidak ada korban jiwa," katanya.

Di desa itu, hanya rumahnya yang mengalami kerusakan paling parah, hingga harus dibangun kembali.

Ia berharap Pemkab Sigi bisa memberikan bantuan kepada semua warga yang rumahnya rusak agar bisa membangun kembali untuk tempat tinggal.

Bencana alam banjir dan tanah longsor di dua desa di Kecamatan Nokilalaki itu untuk pertama kalinya terjadi. Selain karena curah hujan tinggi, bencana itu terjadi karena diduga kuat karena sebagian kawasan hutan beralih fungsi menjadi kebun.

Menurut pengakuan Yones dan Milton, hutan di sekitar permukiman mereka merupakan kawasan hutan lindung Taman Nasional Lore Lindu.

Keduanya juga berharap pihak Taman Nasional Lore Lindu segera menertibkan oknum masyarakat yang membuka kebun di kawasan hutan lindung. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home