Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 10:36 WIB | Rabu, 24 Juni 2015

Korban Tewas Gelombang Panas di Pakistan Nyaris Capai 700 Orang

Banyak warga memilih berdiam di rumah dan masjid untuk menghindari hawa panas. (Foto: bbc.com)

KARACHI, SATUHARAPAN.COM - Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menyerukan perlunya langkah-langkah darurat setelah gelombang panas di Provinsi Sindh menewaskan hampir 700 orang.

Pada Selasa (23/6), Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan (NDMA) mengatakan telah menerima perintah dari Sharif untuk bertindak cepat menangani krisis gelombang panas.

Perintah itu datang menyusul laporan dari pejabat kesehatan Provinsi Sindh, Saeed Mangnejo, bahwa sebanyak 612 orang telah meninggal di rumah sakit pemerintah Kota Karachi dalam kurun empat hari. Sementara itu 80 orang lainnya dilaporkan meninggal di rumah sakit swasta.

Kebanyakan korban adalah warga lanjut usia dari keluarga berpenghasilan rendah. Ribuan pasien juga sedang dirawat, dan sebagian besar berada dalam kondisi serius.

Pemadaman Listrik

Pasukan militer sudah dikerahkan untuk membangun pusat penanganan gelombang panas di tengah suhu yang mencapai 45 derajat celsius.

Namun, upaya itu dipandang langkah yang terlambat mengingat gelombang panas telah melanda sejak empat hari lalu.

Selain itu keadaan diperparah karena pemerintah menerapkan pemadaman listrik sehingga warga sulit menggunakan pendingin ruangan (AC) dan kipas angin.

Wartawan BBC di Pakistan mengatakan, protes terjadi secara sporadis di beberapa wilayah di Karachi. Demonstran menyalahkan pemerintah dan perusahaan listrik utama Karachi, K-Electric, karena gagal mencegah jatuhnya korban.

Perdana menteri sebelumnya mengumumkan bahwa tidak akan terjadi pemadaman listrik namun nyatanya pemadaman makin sering terjadi sejak awal Ramadan. Hal itu membuat warga Karachi memilih berdiam di rumah.

Iqbal, salah seorang penduduk Karachi mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak bisa keluar rumah untuk bekerja karena panasnya cuaca dan semua orang di wilayah itu juga lebih memilih tinggal di rumah.

“Di daerah kami tidak ada listrik sejak pagi. Kami sudah mengeluh beberapa kali, namun tidak direspon oleh K-Electric,” katanya.

Menurut badan meteorologi Pakistan, cuaca akan mendingin pada pekan ini. Suhu tertinggi yang pernah dialami Karachi ialah 47 derajat celsius pada 1979. (bbc.com)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home