Loading...
INDONESIA
Penulis: Prasasta 19:55 WIB | Kamis, 18 Juli 2013

KPI Pusat: Optimalisasi Radio Guna Tingkatkan Partisipasi Aktif Pemilu

KPI Pusat: Optimalisasi Radio Guna Tingkatkan Partisipasi Aktif Pemilu
Ketua PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) , Rohmad Hadiwijoyo, (foto: kpi.go.id)
KPI Pusat: Optimalisasi Radio Guna Tingkatkan Partisipasi Aktif Pemilu
ilustrasi radio (foto: bigben.fr)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Media audio memiliki peran besar dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum tahun mendatang. Demikian dikatakan salah satu anggota komisioner KPI Pusat, Idy Muzayyad dalam laman resmi KPI Pusat, pada Kamis (17/7).

Dalam acara Bincang Ramadhan yang diselenggarakan PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) di Hotel Ambhara, Jakarta. Dalam situs resminya, KPI setuju bahwa optimalisasi radio dalam Pemilihan Umum tahun 2014 diprediksi mampu mendongkrak tingkat partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi lima tahun sekali tersebut. Namun demikian, pengoptimalan radio harus disertai dengan informasi yang baik, mendidik, berimbang, adil dan proposonal terutama dalam menyosialisasikan prosesi Pemilu 2014.

Anggota KPI Pusat, Idy Muzayyad, salah satu narasumber acara Bincang Ramadhan yang diselenggarakan PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) menyatakan, peran radio dalam Pemilu mendatang sangat penting karena ini bagian dari hak dan juga kewajiban.

“Hak ini juga milik publik. Mereka juga berhak mendapatkan informasi mengenai Pemilu dengan informasi yang adil dan berimbang,” menurut Idi.

Idi mengatakan bahwa angka partisipasi masih kurang karena radio yang ada dalam jangkauan PRSSNI masih banyak namun pendengar radio masih kurang.

“Posisi media dalam hal ini sangat penting untuk mendongkrak angka partisipasi. Apalagi jumlah radio yang ada dalam naungan PRSSNI kurang lebih 750 radio,” lanjut Idi.

Dalam kaitan siaran Pemilu, Idy berpesan agar setiap radio menaati aturan yang berlaku seperti memberikan kesempatan yang sama bagi peserta Pemilu untuk beriklan dan dalam menggunakan media tersebut. “Jangan ada diskriminasi meskipun pemilik lembaga penyiaran tersebut berafiliasi dengan partai politik tertentu,” menurut Idi.

Sejalan dengan Idi Muzzayad, Ferry Kurnia Rizkiansyah, anggota KPU mengatakan walau angka pemilih dalam Pilkada sempat menurun, namun angka pemilih tetap stabil karena para pemilih tetap memantau siaran dari radio.

“Saat ini, KPU sedang mengumpulkan data pemilih sementara dan kita sudah mendapatkan angka yang masuk yaitu 110 juta pemilih. Tapi itu baru data pemilih sementara. Dalam kaitan itulah kita butuh dukungan radio untuk memberikan dan mengoptimalikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai Pemilu mendatang, ” kata mantan Ketua KPU Daerah Jawa Barat tersebut.

Sementara itu, Ketua PRSSNI, Rohmad Hadiwijoyo menyatakan, optimalisasi fungsi dan peran radio sangat mungkin mengangkat angka pemilih dalam Pemilu mendatang.

“Ini sarana yang cukup strategis dan potensial untuk menyukseskan Pemilu di Indonesia. Salah satu kuncinya, media radio sangat lokal dan punya kedekatan personal dengan masyarakat atau audiensnya.” Katanya dalam siaran pers yang dikeluarkan PP PRSSNI. (kpi.go.id)

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home