Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 09:40 WIB | Senin, 26 Mei 2014

Kudeta Militer Thailand Untungkan Pariwisata Bali

Kudeta Militer Thailand Untungkan Pariwisata Bali
Para demonstran antikudeta saling dorong dengan tentara Thailand menjelang demonstrasi yang direncanakan di Bangkok pada 24 Mei 2014. Junta militer Thailand mengatakan pihaknya membubarkan Senat dan menempatkan semua otoritas pembuatan undang-undang di tangan panglima militer, secara dramatis semakin menguatkan kendalinya setelah kudeta yang memicu aksi protes di Bangkok dan kecaman internasional. (Foto-foto: AFP)
Kudeta Militer Thailand Untungkan Pariwisata Bali
Pemandangan yang menunjukkan jalanan yang sepi selama jam malam (pukul 22:00 hingga 05:00) di monumen Victory di Bangkok pada 25 Mei 2014. Militer Thailand akan menahan mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra dan menggulingkan para pemimpin pemerintahan selama sepekan, ujar pihak militer pada 24 Mei, memperketat kendalinya atas negara itu setelah kudeta yang memicu kecaman internasional.
Kudeta Militer Thailand Untungkan Pariwisata Bali
Seorang demonstran antikudeta (tengah) memegang sebuah plakat saat mereka dihalangi oleh tentara Thailand dalam protes di Bangkok pada 24 Mei 2014.
Kudeta Militer Thailand Untungkan Pariwisata Bali
Anggota pasukan keamanan Thailand berjaga-jaga di luar auditorium Angkatan Darat tempat para tokoh penting termasuk mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra melapor kepada junta militer kerajaan di Bangkok pada 23 Mei 2014. Tentara Thailand mengatakan pada 23 Mei bahwa 155 tokoh, termasuk Yingluck dan para pemimpin pemerintah yang digulingkan, dilarang meninggalkan negara itu tanpa izin setelah kudeta militer.
Kudeta Militer Thailand Untungkan Pariwisata Bali
Pengunjuk rasa antipemerintah meninggalkan kampu utama di Gedung Pemerintah di Bangkok pada 23 Mei 2014, satu hari setelah panglima militer Thailand mengambil alih kekuasaan dalam kudeta militer hari ini. Militer memerintahkan pengunjuk rasa rival meninggalkan jalanan dan menggulingkan pemerintah demi mengakhiri berbulan-bulan pertumpahan darah politik.
Kudeta Militer Thailand Untungkan Pariwisata Bali
Tentara Thailand berjaga-jaga di sebuah barikade di luar gedung Kementerian Pertahanan (terlihat di belakang) setelah panglima militer Thailand mengumumkan bahwa militer mengambil alih kekuasaan di Bangkok pada 22 Mei 2014.

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali menyatakan bahwa kudeta militer yang terjadi di Thailand menguntungkan pariwisata di Bali karena situasi di negeri itu akan membuat sebagian besar wisatawan mengalihkan kunjungannya ke Pulau Dewata.

"Tentunya Bali akan mendapatkan limpahan wisatawan mancanegara yang mengurungkan niatnya berwisata ke Thailand," kata Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya, di Denpasar, Senin (26/5).

Selama ini sejumlah destinasi wisata di negeri yang kini pemerintahannya diambil alih oleh militer tersebut, bersaing dengan Pulau Dewata salah satunya wisata pantai.

Ngurah Wijaya menjelaskan bahwa saat ini di Thailand juga terjadi "low season" atau pariwisata yang sedang sepi.

Namun ia menyakini meskipun kudeta militer tersebut berpusat di Bangkok, ibu kota negara itu, namun hal tersebut tetap berpengaruh dan memberikan keuntungan tersendiri bagi kunjungan wisatawan mancanegara yang mengalihkan rutenya ke Bali.

Ia mencontohkan wisatawan Tiongkok yang banyak berlibur ke Thailand dan Vietnam diharapkan sebagian besar bisa mengalihkan kunjungannya ke Pulau Dewata.

"Wisatawan Tiongkok sedang banyak-banyaknya berwisata ke Bali. Apalagi di Vietnam kini ada aksi anti-Tiongkok," ujar pelaku pariwisata itu.

Namun ia belum tahu berapa jumlah "limpahan" turis asing akibat kudeta militer tersebut karena hal itu baru bisa diketahui sekitar bulan Juni.

"Kita tentunya tidak mengharapkan terjadinya kekacauan keamanan di suatu negara. Tetapi kudeta militer itu ternyata memberi nilai bagi kunjungan wisman ke Bali," imbuhnya.

Seperti diberitakan sejumlah media, akibat kudeta militer di negeri Gajah Putih itu, sedikitnya sudah ada 45 negara di seluruh dunia yang mengeluarkan peringatan perjalanan atau "travel warning".

Praktis hal tersebut dinilai akan mempengaruhi dunia pariwisata mengingat isu keamanan sangat rentan terhadap perkembangan destinasi wisata suatu negara. (Ant)
 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home