Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 15:23 WIB | Senin, 10 Oktober 2016

Lantunan Alkitab Bertarung Melawan Suara Hujan dan Bising

Lantunan Alkitab Bertarung Melawan Suara Hujan dan Bising
Peserta nomor urut 1 Festival Lantunan Firman Tuhan yang Benar, Baik dan Indah 2016, Marciana Melati Sihombing (di atas mimbar) saat melantunkan Mazmur 38 : 1 -20 pada hari Minggu (9/10) di Gereja Protestan Haleluya, Kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. (Foto-foto: Prasasta Widiadi)
Lantunan Alkitab Bertarung Melawan Suara Hujan dan Bising
Dari kiri ke kanan: Juara I Festival Lantunan Firman Tuhan yang Benar, Baik dan Indah 2016, Greshella Ntohina, Juara II Claudia Yobella Anabel, Juara III Gideon Triwinski, Juara IV Carolina, dan Juara V Florensia Jannette Milly.
Lantunan Alkitab Bertarung Melawan Suara Hujan dan Bising
Dari kiri ke kanan: Perwakilan dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Arie Moningka, Kepala Departemen Penyebaran dan Pemasaran Lembaga Alkitab Indonesia, Saefudin, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama, Abdurrahman Mas’ud, Ketua Umum Majelis Sinode Gereja Protestan Indonesia bagian Barat, Paulus Kariso Rumambi, dan Ketua Panitia Festival Lantunan Firman Tuhan yang Benar, Baik dan Indah 2016, Denrij Andries.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sepuluh anak muda yang mengenakan atasan putih dan bawahan hitam, menjadi perhatian utama penonton di Festival Lantunan Firman Tuhan yang Benar, Baik, dan Indah 2016. Mereka adalah peserta acara festival, yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Theologi IKAT (Institut Keguruan Alkitab dan Theologia) itu dan digelar di Gereja Protestan Haleluya, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, hari Minggu (9/10).

Kesepuluh peserta, dalam susunan acara yang diterima satuharapan.com dari panitia, membacakan perikop yang berbeda-beda dari Alkitab, baik membaca dari Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru. Sambil menunggu giliran maju, terlihat ada beberapa peserta festival yang berlatih di luar, ada yang tampak berlatih di dalam gedung gereja dengan suara pelan.

Acara Festival Lantunan Firman Tuhan yang Benar, Baik, dan Indah 2016 itu berlangsung terlambat dari yang seharusnya dijadwalkan pukul 15.00. Panitia memutuskan menunda acara tersebut hingga pukul 16:00, karena di samping gereja berlangsung acara umat beragama lain. Ribuan umat Konghucu memperingati hari lahir Nabi Kongzi (Zhi Sheng Dan) ke-2567 di kawasan Kelenteng Kong Miao, tidak jauh dari Gereja Protestan Haleluya.

Atraksi barongsai diiringi tabuhan perkusi ritmik yang memeriahkan perayaan sejak pukul 15:00 tersebut terdengar bersahutan dengan suara dari kendaraan yang tersendat di depan gereja. Namun, menurut, Ketua Panitia Festival Lantunan Firman Tuhan yang Benar, Baik dan Indah 2016, Denrij Andries, suara tersebut tidak mempengaruhi jalannya festival, seperti ia kemukakan saat memberi laporan penyelenggaraan.

Festival Lantunan Firman Tuhan yang Benar, Baik, dan Indah 2016, menurut Denrij Andries, merupakan acara yang diharapkan menjadi motivasi dan agar presbiter (diaken, penatua) dapat lebih mendalami Firman Tuhan dengan lebih baik dan benar, selain itu bagi jemaat Kristen dapat lebih sering memuliakan Tuhan.

Dalam menjaring peserta, panitia mengirimkan pengumuman acara tersebut ke sekitar 200 gereja tanpa membedakan denominasi gereja tertentu.  

Acara Festival Lantunan Firman Tuhan yang Benar, Baik, dan Indah 2016 didahului dengan  doa pembukaan dan pembacaan Mazmur 33:1-9  secara berbalasan, dipimpin Ketua Umum Majelis Sinode Gereja Protestan Indonesia bagian Barat, Paulus Kariso Rumambi.

Sepuluh peserta satu demi masuk ke ruang gereja  dari bagian belakang gereja, kemudian sesuai dengan nomor undian melantunkan perikop Alkitab yang berbeda.

Dari susunan acara yang diterima satuharapan.com, dari sepuluh pelantun perikop Alkitab lima dari mereka melantunkan perikop dari Mazmur, satu mengambil dari Kejadian, satu dari Amsal, satu dari Habakuk, dan satu dari Yohanes.

Permainan harpa dari Ussy Pieters, kesaksian pujian dari pemuda Nusa Tenggara Timur, Jakson Octavianus dan Nini Magdalena, yang membawakan lagu gereja dalam bahasa Dayak dan Indonesia, menjadi sajian selingan dalam acara itu.

Kriteria Penilaian

Salah satu juri, Maria Magdalena Sumakul Pardede mengatakan, hasil perundingan tim yang berjumlah tiga orang, kemudian menetapkan lima pemenang. Keluar sebagai juara pertama festival tersebut adalah Greshella Ntohina, yang mengumpulkan nilai 125. “Juara 2 mengumpulkan nilai 124, diraih nomor 7, Claudia Yobella Anabel,” kata dia.

Pemenang ketiga adalah Gideon Triwinski, yang mengumpulkan nilai 121,5. Kemudian juara keempat adalah Carolina, yang mengumpulkan nilai 119. Juara lima, Florensia Jannette Milly, yang meraih nilai 113.

Magdalena Daluas, yang bertindak sebagai master of ceremony, memerinci raihan hadiah yang didapat para pemenang. Juara I  mendapat hadiah Rp 5.000.000 ditambah sejumlah bingkisan dari toko buku Gunung Mulia, Immanuel, plakat dari Sekolah Tinggi Theologi IKAT, dan Lembaga Alkitab Indonesia.

Kemudian untuk juara II mendapat hadiah Rp 4.000.000, juara III mendapat hadiah Rp 3.000.000, kesemuanya ditambah sejumlah bingkisan yang sama.

Juara IV mendapatkan hadiah Rp 1.500.000, kemudian peringkat keempat mendapat hadiah Rp 1.000.000, ditambah dengan bingkisan serupa.  

Maria Magdalena Sumakul Pardede mengatakan kriteria yang digunakan juri untuk menilai para pelantun Alkitab antara lain vokal, volume, artikulasi, ekspresi, performance, penghayatan, dan pelantunan. 

“Ada (peserta) yang bagus sekali, tetapi penempatan waktunya tidak tepat, padahal waktu yang disepakati juri adalah lima menit,” kata dia.

Perlombaan dimulai pukul 16:30, dimulai dengan lantunan harpa Ussy Pieters memainkan beberapa lagu rohani, sebelum akhirnya peserta dengan nomor undian pertama, Marciana Melati Sihombing, melantunkan Mazmur 38: 1-20.

Marciana membaca Alkitab dari perikop berjudul “Doa Pada Waktu Sakit” tersebut dengan melagukannya, seperti dilakukan pastor atau pembaca Firman Tuhan dalam Agama Katolik sebelum homili dimulai.

Sayang sekali Marciana harus “bertempur” melawan suara hujan yang turun dengan deras, ditambah lagi dengan sambaran petir, menenggelamkan lantunan Marciana yang berdurasi lebih kurang empat menit tersebut.

Gresehella Ntohina, peserta dengan nomor undian tiga, melantunkan perikop Alkitab dari Yohanes 10: 1-21, berjudul “Gembala Yang Baik”, seperti orang berpidato. Beberapa kali ia melayangkan jari telunjuk kanan dan kiri ke udara. Greshella melantunkan perikop tersebut dengan suara yang stabil, dan ekspresi yang tepat. Suaranya lantang,  mampu mengalahkan suara hujan di luar gereja tersebut.

Juara II,  Claudia Yobella Anabel tampil pada urutan ketujuh. Dia melantunkan perikop Mazmur 31:1-25, berjudul “Aman dalam Tangan Tuhan”. Selain pengucapan yang jelas, gestur kedua tangan Claudia lebih luwes daripada peserta lainnya.

Juara III, Gideon Triwinski mendapat giliran tampil kedua, melantunkan perikop Habakuk 3: 1-19, berjudul “Doa Nabi Habakuk”. Ia terlihat percaya diri. Suaranya yang nyaring seolah tidak membutuhkan mikrofon, mampu mengalahkan derasnya suara hujan deras, sehingga seolah-olah Gideon sudah menghapalkan perikop tersebut.

Penonton yang menyaksikan festival tersebut lebih banyak berasal dari mahasiswa STT IKAT, terlihat dari jaket almamater perguruan tinggi di Kabupaten Tangerang yang mereka kenakan. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home