Lembaga Eijkman: Indonesia Mampu Deteksi Virus Corona
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Salah satu pendiri Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Herawati Sudoyo mengatakan Indonesia mampu mendeteksi virus corona tipe baru bernama COVID-19, baik dari segi sumber daya manusia dan juga fasilitas laboratorium yang ada.
“Kemampuan deteksi itu sudah ada dan itu bukan sesuatu yang baru buat kami,” kata Herawati dalam seminar awam tentang virus corona COVID-19 di Lembaga Eijkman Jakarta, Rabu (12/2).
Dalam penjelasan salah seorang peneliti virus di Lembaga Eijkman, Frilasita Aisyah Yudhaputri, disebutkan bahwa Lembaga Eijkman telah memiliki dua cara pendeteksi, yaitu dengan pan-coronavirus maupun yang lebih sensitif yaitu dengan 2019-nCoV Quantitative PCR.
Selain itu Lembaga Eijkman juga memiliki laboratorium level tiga yang seperti dimiliki oleh Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan dan juga pusat genom untuk melakukan sequencing DNA atau pengurutan DNA untuk mengetahui informasi paling mendasar suatu gen atau genom.
Herawati mengatakan pendeteksian virus corona bukan merupakan hal baru dan proses pemecahan DNA adalah hal rutin yang biasa dilakukan di Lembaga Eijkman.
Herawati yang merupakan penemu DNA forensik pada kasus bom Bali dan penemu DNA asli orang Indonesia berasal dari Afrika tersebut mengatakan media yang menyebut Indonesia belum bisa mendeteksi virus corona salah mengartikan pernyataan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio.
Dia menerangkan pernyataan Prof Amin adalah Indonesia telah memiliki alat pendeteksi virus corona bernama pan coronavirus yang memerlukan waktu sedikit lebih lama. Namun, pada saat itu Prof Amin mengatakan Indonesia belum memiliki pendeteksi yang lebih sensitif dan dengan waktu lebih singkat. Pada saat ini pendeteksi virus corona terbaru tersebut telah tersedia.
“Jadi disalahartikan bahwa Indonesia, dalam hal ini mungkin bukan Lembaga Eijkman lagi, bahwa Indonesia tidak memiliki tes tersebut. Tapi sebenarnya kemampuan itu ada,” kata Herawati.
Herawati lantas menjabarkan alasan Indonesia sampai saat ini belum mengumumkan kasus konfirmasi COVID-19, bisa terjadi dari beberapa faktor dan dijelaskan dengan parameter yang sistematis.
Ia mengatakan pemeriksaan sampel silang di sejumlah laboratorium berbeda, ataupun pengambilan sampel yang lebih banyak mungkin diperlukan untuk memperkuat konfirmasi hasil laboratorium untuk meyakinkan publik terhadap kemampuan Indonesia dalam mendeteksi virus corona.
Hingga saat ini pemeriksaan spesimen orang yang terduga terinfeksi virus corona hanya dilakukan oleh pemerintah melalui Balitbang Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dari 64 spesimen yang telah diperiksa, sebanyak 62 terdeteksi negatif dan dua lainnya masih dalam pemeriksaan. (Ant)
Para Pemimpin Dunia Beri Selamat kepada Donald Trump
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Putusan para pemilih Amerika Serikat lebih menentukan daripada yang dipredik...