Lima Fakta Menarik Tentang Catur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menjadi suatu kebanggaan bagi Sekolah catur Utut Adianto berkesempatan menyampaikan berbagai pembelajaran dan informasi terkait catur di website satuharapan.com, baik dalam bentuk artikel, profil, pelajaran catur maupun soal-soal catur. Pada kesempatan perdana ini, topik yang disajikan mengenai wawasan catur.
Berbicara tentang catur, bukan merupakan hal baru lagi. Di berbagai tempat sering ditemui mereka yang bermain catur. Terlebih “demam catur” saat ini rasanya masih menggaung terkait problematika kasus “dewa kipas” yang menggegerkan warganet Indonesia bahkan merambah sampai internasional.
Belakangan ini WGM Irene Kharisma Sukandar dan WIM Chelsie Monica Sihite, yang saat ini adalah pecatur putri andalan Indonesia, telah menjadi bintang baru di dunia entertainment. Suatu hal yang tak terduga sebelumnya bahwa catur menjadi “trending topic”yang memikat 1 juta lebih pemirsa yang menyaksikan “live streaming” laga dwitarung catur WGM Irene VS Dadang Subur. Di sisi lain, momentum ini tentunya menjadi kesempatan baik untuk mempromosikan catur dengan berbagai potensi yang yang terkandung di dalamnya.
Berikut ini lima fakta menarik tentang catur:
1. Sebagai Permainan yang Menghibur
Pada awalnya catur hanya dimainkan oleh kalangan petinggi tertentu, namun akhirnya berkembang terus dimainkan oleh lapisan menengah sampai bawah. Sebagai sebuah permainan, catur menjadi salah satu opsi untuk mengisi saat-saat istirahat atau santai. Di berbagai ruang publik, terbuka maupun tertutup, ada banyak orang yang bermain catur. Bahkan para “chess-mania” seringkali meluangkan waktu khusus untuk bermain catur, saling berbagi ekspresi emosi saat bermain, sampai juga tergabung dalam komunitas catur. Mengacu pada kondisi ini, tidak salah bila catur merupakan permainan yang memiliki elemen hiburan di dalamnya. Dan menjadi hal wajar, karena karakteristik hiburan ini, menyebabkan catur terus berkembang luas dimainkan oleh semakin banyak orang di berbagai kalangan.
2. Aspek Olahraga
Seiring sejalan dengan pergerakan besar semakin banyak orang bermain catur, akhirnya catur berkembang menjadi sebuah ajang kompetisi. Hal ini menyebabkan catur memiliki karakterisktik yang kuat untuk dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Sampai pada akhirnya kejuaraan catur secara resmi diselenggarakan berjenjang mulai dari lingkup yang lebih kecil sampai meluas ke provinsi, nasional, continental bahkan dunia. Sebagai sebuah cabang olahraga, catur saat ini memiliki induk organisasi dunia yaitu Fide (Fédération Internationale des Échecs/Federasi Catur Dunia) yang berkantor pusat di Lausanne, Swiss.
Per September 2020, Fide memiliki 195 negara anggota. Sebagai organisasi catur tertinggi di dunia, Fide menetapkan berbagai ketentuan yang menjadi standar internasional penyelenggaraan turnamen catur. Juga menetapkan ranking pecatur di dunia menurut ukuran yang disebut “Elo Rating”, termasuk ketentuan beserta pengesahan gelar internasional bagi pecatur. Bahkan saat ini Fide sudah mengembangkan spesifikasi pertandingan catur yang diselenggarakan secara “online” (protokol Fide), menyusul pandemi yang mendera dunia sehingga berbagai turnamen tatap muka harus diundur bahkan dibatalkan penyelenggaraannya.
3. Aspek Sains
Seseorang yang sedang bermain catur melakukan proses berpikir mendekati tahapan langkah-langkah pada metode ilmiah yaitu : melakukan observasi, membandingkan, mengelompokkan, mengelola ide, membuat hipotesa, menganalisa, sampai pada akhirnya mengambil keputusan. Wilhelm Leibniz, seorang matematikawan Jerman, menyatakan bahwa, catur terlalu sarat sains untuk dikategorikan sebagai permainan, tetapi terlalu kental permainannya untuk dikategorikan sebagai sains.
Sementara itu mantan juara dunia catur Vasily Smyslov menyatakan bahwa catur adalah seni yang tidak dapat diduga, tetapi “bukanlah sains”, juga bukan dogma. Mengacu dari perspektif ilmuwan dan pecatur, memang sekalipun logika berpikir matematika sebagai sebuah ilmu bisa diterapkan di atas papan catur, namun hal ini tidaklah otomatis menyebabkan catur menjadi sebuah disiplin ilmu karena pada prakteknya catur tidak difokuskan pada hal-hal tersebut.
4. Ekspresi Seni
Sama halnya dengan aspek ilmu dalam catur, demikian halnya dengan potensi seni yang terkandung di dalam catur. Catur juga tidaklah dapat dikategorikan sebagai salah satu cabang seni karena tidak sepenuhnya memiliki karakteristik seni secara spesifik. Ekspresi seni seperti seni musik, seni lukis, seni tari, seni patung dll semua dapat dinikmati oleh para maestro di bidangnya maupun oleh kaum awam. Namun berbeda dengan catur, keindahan yang terkandung dalam catur, hanya dapat dinikmati oleh mereka yang memiliki wawasan dasar tentang catur itu sendiri. Emmanuel Lasker, seorang juara dunia catur, matematikawan dan filsuf, menyatakan bahwa terkait dengan unsur “keindahan” dalam catur, seringkali ada tarik menarik antara “kemenangan “ dan “keindahan”. Hal ini bisa dimaknai bahwa dalam catur unsur keindahan tidak selalu menjadi prioritas.
5. Peran di Dunia Pendidikan
Berbagai penelitian di berbagai negara di dunia telah membuktikan efektivitas catur dalam perannya merangsang peningkatan kecerdasan intelektual maupun membangun karakter yang tangguh. Komisi catur sekolah Fide melalui booklet yang berjudul “Chess a Tool for Education & Health” melansir manfaat catur dikaitkan dengan perkembangan kognitif anak.
Dengan acuan teori taksonomi Bloom, dijelaskan bahwa tahapan proses berpikir mengingat, memahami dan mengaplikasikan dapat dikembangkan di berbagai mata pelajaran sekolah. Akan tetapi proses melakukan analisa, mengevaluasi serta mencipta belumlah dominan dikembangkan dalam berbagai mata pelajaran sekolah. Namun pada catur, tahapan-tahapan tersebut sudah menyatu dalam rangkaian proses berpikir keseluruhan.
WIM Lisa Lumongdong
Sekolah Catur Utut Adianto
Faktor Penyebab Telat Bicara pada Anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pengurus Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan ...