LIPI Lakukan Konservasi dan Penelitian untuk Penyelamatan Keanekaragaman Hayati
BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Kegiatan konservasi dan penelitian menjadi cara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya untuk menyelamatkan kekayaan keanekeragaman hayati Indonesia.
“Satu sisi kita perlu menginvetarisir berapa besar kekayaan kita, sementara di lain sisi terjadi ancaman-ancaman kelangkaan dan sebagainya,” kata Plt Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, R Hendrian, di Kebun Raya Bogor, Bogor, Jawa Barat pada Senin (25/2). Ia mengatakan, kegiatan penelitian juga perlu melihat aspek pemanfaatan untuk kemaslahatan orang banyak.
Hendrian menambahkan, LIPI menaungi Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya Bali, dan Cibinong Science Center-Botanical Garden.
”Kebun Raya Bogor masih menjadi kiblat dunia untuk penelitian tumbuhan tropika. Kegiatan penelitian masih terselenggara baik di Kebun Raya Bogor serta kebun raya lainnya yang dikelola LIPI. Contohnya, penelitian tentang Rafflesia dan Begonia,” katanya.
Peneliti Rafflesia, Sofi Mursidawati, menjelaskan dari sekitar 30 jenis Rafflesia yang ada di dunia ada 13 jenis Rafflesia yang sudah dikenal sebagai spesies asli Indonesia. “Pusat habitat Rafflesia berada di Sumatera, masing-masing dengan titik sebaran yang sangat sempit dengan jumlah populasi yang tidak banyak,” kata Sofi.
Hingga kini, Kebun Raya Bogor masih menjadi kebun raya pertama di dunia yang memiliki koleksi ex-situ Rafflesia patma dan telah 13 kali mekar sejak 2010.
“Kekhawatiran akan menyusutnya habitat dan kepunahannya, membangun gagasan untuk memunculkan gerakan secara nyata lewat berbagai kegiatan di tingkat nasional maupun internasional,” kata Sofi.
Selain Rafflesia, Kebun Raya Bogor juga telah berhasil mengkoleksi 134 jenis Begonia, yang terdiri atas 37 Begonia eksotik, dan 97 jenis Begonia alam, diperoleh dari hasil eksplorasi di hutan, 34 jenis di antaranya belum teridentifikasi, dan diduga berpotensi sebagai jenis baru.
Peneliti Begonia, Hartutiningsih mengatakan, adapun penyerbukan silang secara buatan dilakukan dalam kegiatan pemuliaan untuk menghasilkan keturunan langsung (generasi F1) sebagai langkah untuk melahirkan varietas baru yang lebih bervariasi.
“Persilangan buatan yang telah dihasilkan di Kebun Raya menghasilkan Begonia “Lovely Jo”, dan telah mendapatkan permohonan Hak PVT (Perlindungan Varietas Tanaman) dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian dengan No. 00237/PPVT/S/2013 dan Begonia “Tuti Siregar” No. 00275/PPVT/S/2014, dan 8 varietas baru terdaftar,” kata Tuti.
Menurut Tuti, pengembangan varietas baru tersebut , mempunyai prospek dan nilai jual tinggi, sebagai tumbuhan hias komersial dengan berbagai bentuk dan warna yang menarik banyak diminati.
“Penelitiian lanjutan tentang domestikasi dan sertifikasi Begonia hias daun masih terus dilakukan, Begonia tersertifikasi sebagai aset LIPI diharapkan dapat dibudidayakan dan diperbanyak baik oleh pemulianya, pelaku bisnis tanaman hias, atau masyarakat umum,” kata Tuti. (lipi.go.id)
Satu Kritis, Sembilan Meninggal, 1.403 Mengungsi Akibat Erup...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 1.403 korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, N...