Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 17:27 WIB | Jumat, 15 April 2016

LPPNU Gelar Rembug Nasional dan Raker Nasional

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi Marwan Jafar di Hotel Acacia Jakarta Pusat, hari Jumat (15/4). (Foto: Endang Saputra)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dalam rangka memperkuat sistem organisasi, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU), gelar rembug nasional dan rapat kerja nasional, di Hotel Acacia Jakarta Pusat, hari Jumat (15/4) ini.

Acar tersebut dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Sirajd, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tranmigrasi Marwan Jafar sebagai ketua Umum LPPNU pusat. Selain itu hadir pengurus dan anggota LPPNU san sejumlah pengurus LPPNU dari 30 provinsi dan PC LPPNU yang ada di Kabupaten/Kota se-Indonesia.

Ketua Umum Pusat LPPNU Pusat Marwan Jafar mengatakan NU adalah organisasi sosial keagamaan yang berdiri sejak 1926. NU memiliki 60 juta pengikut dan memiliki kurang lebih 20.000 pesantren yang sebagaian besar tinggal di perdesaan merupakan potensi sekligus tantangan.

"Dimana sektor ril perdesaan (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, kelautan, energi dan kawasan konsevasi) merupakan sumber penghidupan warga Nahdngliyin yang hingga kini belum terkelola secara oprimal," kata dia.

Kemudian, kata Marwan dengan hadirnya LPPNU yang merupakan bagian dari Jamiyah Nadlatul Ulama dimana dalam keputusan-keputusan Muktamar dan pengarahan-pengarahan PBNU, LPPNU dituntut untuk memiliki peran, baik dalam pengembangan ekonomi, LPPNU diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup nahdliyin dan profit maker bagi organisasi secara nyata.

"Dari sisi pengembangan sosial dan lingkungan hidup, LPPNU baik secara langsung maupun tidak langsung, dituntutu untuk dapat bersinergi dan memberikan dukungan untuk terselenggaranya kigitan lembaga-lembaga lain di lingkup PBNU/PWNU/PCNU," kata dia.

Berdasarkan prinsip keutuhan, kata Marwan, keterpaduan dan berkelanjutan, maka penyelenggaraan gerakan pengembang pertanian, pengelolaan sumberdaya alam, pembangunan perdesaan dan penyelemat lingkungan dan LPPNU tahun 2015-2020 pada prinsipnya akan melakukan terobosan (breakthrough), membangun paradigma baru (new paradigma) dan juga melanjutkan (follow up) program-program lama yang masig signifikan, yang secara spesisik dirumuskan.

Pertama kata Marwan redesign dan reorganisasi tata kelola sumberdaya alam, pembangunan perdesaan pertanian dan lingkungan hidup.

Kedua lanjut Marwan re-enforcement dan rebuilding sentra-sentra show window pertanian.

Ketiga kata Marwan revitalisasi perdesaan melalui pengembangan 3G vilage (Goof, Green and Growth village).

"Keempat reakselarasi penciptaan lapngan kerja dan pengentasan pengangguran kemiskinan," kata dia.

Kelima, kata Marwan reedukasi sumber daya manusia.

"Keenam reintegrasu huku hilir jaringan kelembagaan, industri, pasar dan pemasaran," kata dia.

Ketujuh, lanjut Marwan re-advokasi regulasi dan tata hukum dan kedelapan, redirecting (pengerahan kembali) sumber daya, dana dan petisipasi.

Marwan berpendapat guna menjawab permasalahn, tantangan dan isu-isu strategis dalam pertanian, pengelolaan simberdaya alam dan lingkungan hidup di Indonesia, LPPNU akan melakukan restrukturisasu program dan kegiatan, untuk lebih memperjelskan ukuran-ukuran kinerja yang ingin dicapai pada periode lima tahun kedepan, serta mempertajam prioritas-prioritas sasaran sesuai dengan embanan tugas dan fungsi LPPNU.

Marwan berharap LPPNU bisa terwujud sistem gerakan sosial dan usaha produktif kedaulatan dan kemakmuran Indonesia, agar secara proaktif mampu menjawab tentang global.

"Yang paling penting terciptanya kualitas hidup setinggi-tingginya bagi Nahdliyin dan masyarakat dengan spirit religius, penghargaan terhadap bumi dan kehidupan, keberpihakan pada nilai-nilai kemanusian dan kepedulian pada mahluk hidu serta bertanggung jawab terhadap generasi yang akan datang," katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home