Loading...
SAINS
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 15:17 WIB | Kamis, 23 Juni 2016

Mahasiswa UGM Identifikasi Kuda Kavaleri TNI

Mahasiwa Universitas Gadjah Mada (UGM) meneliti kualitas kuda kavaleri milik TNI. (Foto: ugm.ac.id)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tiga orang mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Abdurrahman Rasyid, Vindi Noveriella, dan Yuliana Purnamasari, melakukan identifikasi karakteristik morfogenetik kuda sebagai dasar pembuatan Buku Registrasi Kuda (BRK) di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) TNI AD, Bandung, Jawa Barat.

Karakter morfogenetik tercantum dalam BRK dapat digunakan sebagai identitas kuda militer seperti jenis kelamin, warna, ras, ukuran tubuh, serta ciri khusus (marking). Pengetahuan dari karakter tersebut diharapkan akan membantu meningkatkan sistem pengelolaan perkembangbiakan kuda untuk menghasilkan generasi kuda kavaleri yang berkualitas.

Denkavkud merupakan satuan operasional di bawah Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) Kodiklat TNI AD dengan tugas pokok melaksanakan tugas operasi khususnya patroli pengamanan yang tidak dibatasi oleh medan, menyelenggarakan pembinaan dan pendidikan kuda militer dan personel, menyiapkan satuan kavaleri berkuda untuk kodam-kodam, serta tugas protokoler dan pengembangan olahraga berkuda.

Populasi kuda di Denkavkud berjumlah 217 ekor yang dikelola dua Kompi, yaitu Kompi Kavaleri Kuda (Kikavkud) 78 ekor dan 139 ekor dikelola Kompi Peternakan Kuda (Kikavkud) yang juga bertugas dalam pembuatan BRK Denkavkud.

“Total 217 ekor kuda pada populasi Denkavkud terdiri dari 114 kuda betina, 86 ekor kuda kebiri, dan 17 ekor kuda jantan,” kata Rasyid seperti dilansir dari ugm.ac.id, hari Selasa (21/6).

Hasil identifikasi karakteristik morfogenetik mereka menyebutkan, frekuensi keanekaragaman warna pada populasi kuda Denkavkud adalah bay (0,44), grey (0,16), seal brown (0,13), chestnut (0,1), sooty (0,08),  buckskin (0,07),  black (0,02), palomino (0,01) dan red dun (0,01).

Sedangkan macam ras, yaitu Crossbreed, Thoroughbred, Andalussia, Kerdil, dan Akhal-teke. Rata-rata tinggi kuda operasional kavaleri adalah 147 ± 5.54 cm, dan berat tubuh 336 ± 38.96 kg. Macam-macam marking pada bagian wajah berupa stripe, interrupted stripe, blaze, white face, dan star. Sementara itu, marking pada bagian kaki antara lain, crown, coronet, pastern, half pastern, dan white to knee.

Penelitian morfogenetik kuda kavaleri ini memetakan kualitas dan kuantitas kuda-kuda dari aspek ilmu biologi sebagai kendaraan perang atau kavaleri.

Di Indonesia, kuda sudah populer sejak zaman Hindia-Belanda sebagai kendaraan perang. Sejak resmi dibentuk pada tahun 1953 hingga saat ini, penggunaan kuda sebagai pasukan kavaleri terus digunakan dan dikembangkan oleh TNI AD menjadi Detasemen Kavaleri yang pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara.

“Penerapan aspek biologi ini dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas kuda kavaleri,” kata Rasyid.

Dosen pembimbing mahasiswa, Budi Setiadi Daryono, mengatakan, riset yang dilakukan mahasiswa menjadi pengalaman awal bagi Fakultas Biologi UGM yang melakukan kegiatan kerja praktik di instansi kemiliteran.

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi salah satu bentuk kontribusi biologi dalam sistem pertahanan negara.

Menurutnya masih banyak peluang dan potensi bidang biologi-kemiliteran yang perlu dipelajari lebih lanjut. “Kerja sama ini diharapkan akan terus berlangsung untuk menambah wawasan ruang lingkup Biologi, menciptakan dan mengembangkan riset sebagai bentuk kontribusi Biologi di bidang kemiliteran,” kata Budi Setiadi.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home