Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 22:05 WIB | Rabu, 10 Desember 2014

Malala dan Kailash Menerima Penghargaan Nobel

Aktivis pendidikan kampanye hak anak asal Pakistan, Malala Yousafzai dan asal India, Kailash Satyarthi, telah menerima penghargaan Nobel Perdamaian
Penerima Nobel Perdamaian Malala Yousafzai menerima penghargaannya dari Ketua Komite Nobel Perdamaian Thorbjoern Jagland dalam acara penghargaan Nobel Perdamaian di City Hall di Oslo pada 10 Desember 2014. (Foto: AFP)

OSLO, SATUHARAPAN.COM - Malala Yousafzai dan Kailash Satyarthi pada Rabu (10/12) menerima medali Nobel Perdamaian dari ketua komite Nobel Norwegia, Thorbjorn Jagland, di hadapan Raja Harald V Norwegia.

Komite Nobel bahkan menggambarkan kedua pemenang tersebut sebagai “Juara Perdamaian”, seperti dilaporkan BBC, Rabu (10/12).

Kailash Satyarthi mengatakan penerimaan hadiah itu merupakan "kesempatan besar" untuk melanjutkan pekerjaannya melawan perbudakan anak.

Sementara Malala Yousafzai mengatakan bahwa penghargaan itu tidak hanya untuk dirinya.
 
"Ini adalah untuk anak-anak yang dilupakan dan ingin pendidikan. Ini untuk anak-anak yang ketakutan dan menginginkan perdamaian. Ini untuk anak-anak yang bersuara menginginkan perubahan," katanya dalam kata sambutan acara penghargaan Nobel Perdamaian di City Hall di Oslo.
 
"Saya di sini untuk membela hak-hak mereka, menaikkan martabat mereka. Ini bukan waktu untuk mengasihani mereka. Ini adalah waktu untuk mengambil tindakan sehingga menjadi terakhir kali kita melihat seorang anak kehilangan pendidikan."
 
Malala Yousafzai yang sekarang berusia 17, ditembak di kepala oleh Taliban pada bulan Oktober 2012 karena mengkampanyekan pendidikan anak perempuan di negaranya Pakistan dan sekarang tinggal di Inggris. Dia adalah penerima  hadiah Nobel termuda.
 
Dia mengatakan akan mendedikasikan hadiah uang penghargaan Nobel ini pada Malala Fund, "untuk membantu memberikan pendidikan berkualitas pada anak-anak perempuan dimanapun berada dan mengajak anak-anak lain bekerja seperti saya ..."
 
"Saya akan melanjutkan perjuangan ini sampai saya melihat setiap anak di sekolah," tambahnya.
 
"Saya merasa lebih kuat setelah serangan yang saya alami, karena saya tahu, tidak ada yang bisa menghentikan saya, atau menghentikan kita, karena sekarang kita ada jutaan, berdiri bersama-sama."

Sedangkan dalam sambutannya, Satyarthi mengatakan dia "mewakili suara keheningan" dan "jutaan anak-anak yang tertinggal". Pemenang yang digambarkan sebagai “Juara Perdamaian” tersebut mengatakan telah menyediakan kursi kosong pada acara penghargaan Nobel, untuk mengingat anak-anak yang tidak mendapatkan haknya. 

"Ada kekerasan yang lebih besar daripada menyangkal mimpi anak-anak kita," katanya. "Saya tidak setuju bahwa belenggu perbudakan lebih kuat dari upaya untuk kebebasan," tambahnya.

Sebelumnya, Komite Nobel mengatakan sangat penting bahwa peraih Nobel Perdamain tahun ini merupakan seorang Muslim dan Hindu, seorang warga Pakistan dan India, yang telah bergabung dalam perjuangan bersama untuk pendidikan dan melawan ekstremisme.

Mereka mendapat hadiah uang sebesar US$ 1,4 juta (lebih dari Rp 17 miliar) atas pekerjaan mereka selama ini dalam melindungi anak-anak dari perbudakan, ekstremisme dan pekerja anak. (bbc.co.uk)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home