Loading...
MEDIA
Penulis: Reporter Satuharapan 17:07 WIB | Selasa, 20 Oktober 2015

Mantan Jurnalis BBC Gantung Diri di Toilet Bandara

Jacqueline Sutton (Foto: rudaw.net)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM – Jacqueline Sutton, mantan wartawan BBC ditemukan meninggal tidak wajar di bandara Istanbul, dikatakan oleh teman-teman kerja dan pejabat Inggris pada hari Senin (19/10).

Teman dan rekan kerja dari Jacqueline Sutton meminta untuk dilakukan investigasi perihal kematian Jacqueline. Jacky tewas beberapa bulan setelah pendahulu Jacqueline yang meninggal dalam sebuah tragedi bom.

The Institute for War and Peace Reporting mengatakan Sutton, direktur institut itu untuk Iraq, telah menemukan mayat di Bandara Ataturk pada Sabtu lalu. Dia mengatakan mantan jurnalis itu dalam tujuan ke tempat tinggalnya di Irbil, di kawasan Kurdi di Irak Utara.

Kantor Departemen luar negeri Inggris mengatakan “memberikan bantuan kepada keluarga Jacqueline Sutton di masa sulit.” Pejabat Inggris itu memiliki kedekatan kepada pihak berwenang Turki.

Kantor berita Anadolu Agency yang di kelola oleh Turki mengatakan Sutton bunuh diri di kamar mandi Bandara setelah ketinggalan penerbangan. Dilaporkan AA, tanpa mengatakan sumbernya, dia menjadi bingung karena tidak mempunyai uang untuk membeli tiket ke Iraq.

Kantor berita swasta Turki, Dogan mengatakan Sutton menggantung diri dengan tali sepatu dengan kait yang ada di pintu kamar mandi, juga tanpa mengutip sumber. Mayatnya ditemukan oleh tiga turis Rusia yang melaporkan ke polisi, kata Dogan.

Mula-mula, teman dan rekan kerja Sutton curiga dan tak percaya berita itu. Terutama karena yang memberitakan adalah pers Turki.

Anthony Borden, direktur eksekutif Institute for War and Peace Reporting, mengatakan Sutton “ mengabdikan dirinya sebagai jurnalis profesional.”

“Dalam hal itu kita perlu melihat fakta,” dia mengatakan. “Kita perlu fakta lainnya.”

Borden mengatakan Sutton akan tahu bahwa akan ada organisasi yang membayar untuk penerbangan baru, hal itu sering terjadi.

Sutton, 50 tahun merupakan mantan produser dan penyiar BBC dan sekarang menjabat dalam berbagai posisi di organisasi kemanusiaan dan PBB, sesuai dengan profil profesionalnya di LinkedIn. Dia sedang belajar PhD di Universitas Nasional Australia pada media yang sedang dilanda perang, fokus pada Irak dan Afganistan.

Dalam pernyataan autobiografi yang diterbitkan pada blog Australia, Sutton mengatakan ia telah “ditahan sebagai mata-mata dan dideportasi” saat bekerja di Eritrea pada 1990-an.

 “Saya pikir saya punya PTSD dari tahanan sehingga aku tidak mampu untuk mengatasi,” katanya. “Sekarang akan ada konseling, tapi saat itu aku diberi Prozac dan disuruh oleh para tentara.”

Sutton diangkat ke IWPR di Irak pada bulan Juni setelah kematian direktur negara sebelumnya, Ammar Al Shahbander, yang tewas dalam serangan bom mobil di Baghdad, kata organisasi.

Borden mengatakan Sutton telah mengambil alih sebuah “beban yang luar biasa” dari rekannya. Dia mengatakan tidak ada alasan untuk berpikir kematian Sutton. (huffingtonpost.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home