Loading...
ANALISIS
Penulis: Misbahul Munir 00:00 WIB | Rabu, 02 Maret 2016

Mari Optimalisasikan Pengelolaan Bank Sampah!

Jakarta, Satuharapan.com - Setiap tanggal 21 Februari kita memperingati hari sampah nasional. Peringatan hari sampah nasional, pada awalnya dipicu oleh terjadinya bencana longsor sampah di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 silam. Tragedi bencana longsor tersebut terjadi dikarenakan banyaknya sampah yang menumpuk di atas tanah, karena tumpukan sampah yang sudah begitu banyak, akhirnya tanah tidak kuat menahan dan kemudian terjadilah bencana longsor. Untuk memperingati tragedi memilukan  tersebut, setiap tanggal 21 Februari, ditetapkan sebagai hari sampah nasional.

Terjadinya bencana tanah longsor akibat tumpukan sampah yang terjadi pada tahun 2005 silam menyisakan sisa keprihatinan yang mendalam. Pasalnya, kita sebagai manusia, yang ditunjuk sebagai (khalifatul fil ard) atau pemimpin di muka bumi ini (Q.S al-Baqarah: 30), telah gagal dalam menjalankan tugas. Manusia di tugaskan untuk merawat dan menjaga bumi dengan baik, ternyata masih belum bisa menunaikannya. Masih banyak bencana alam terjadi akibat ulah dari tangan manusia. Termasuk dalam abainya mengelola sampah secara baik dan benar.

Masalah sampah memang sudah menjadi persoalan yang pelik. Bukan hanya di kota-kota besar, melaikan hampir di semua kota yang ada di Indonesia mengalami kesulitan dalam menangani masalah sampah. Bank dunia, pada tahun 2013 lalu mencatat bahwa, semua kota di dunia menghasilkan sampah 1,3 miliar ton pertahun. Dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan bertambah hingga 2,2 miliar ton.

Sedangkan kota-kota yang ada di Indonesia juga relatif sebagai penghasil sampah yang cukup banyak. Misal, untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sampah yang tertimbun di Tempat Pembungan Akhir (TPA) yang ada di Piyungan mencapai 500 ton setiap harinya. Jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, jumlah sampah yang ada di DIY selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena semakin padatnya jumlah penduduk yang ada di DIY, yang berakibatkan pada semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Untuk itu dirasa perlu adanya sinergitas untuk memanajemen sampah yang diupayakan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.

Sampah yang menggunung: masalah bersama                                               Foto: Dok. Satuharapan

 

Optimalisasi Bank Sampah

Sampah sering menjadi momok yang menakutkan bagi semua orang. Hal ini terjadi karena buruknya manajemen sampah. Sampah sering dipandang sebelah mata. Padahal, bila kita bisa melakukan manajemen sampah dengan baik, sebenarnya sampah bisa menghasilkan keuntungan. Maka, kita harus mengubah pola pikir kita, yang awalnya kita selalu berfikir bahwa sampah itu barang sisa yang tidak berguna, kita ubah menjadi bagaimana agar kita bisa mendapatkan keuntungan dari sampah tersebut. Bahkan kita bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah dari sampah.

Ada beberapa cara untuk mengelola sampah dengan baik di perkotaan. Di antaranya adalah optimalisasi penggunaan bank sampah. Di Indonesia, pada tahun 2013 lalu, jumlah kota yang mengembangkan bank sampah terdapat 41 kota dengan 585 unit bank sampah. Jumlah ini diyakini akan terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Optimalisasi bank sampah bisa berjalan dengan baik bila diupayakan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah dalam hal ini adalah pihak yang menggagas berdirinya bank sampah dengan memfasilitasi proses pengoperasiannya. Sedangkan masyarakat adalah pihak yang mengelola. Dalam mengelola bank sampah, masyarakat diberikan pelatihan terlebih dahulu. Pemerintah memfasilitasi pelatihan pengelolaan bank sampah dengan meminta bantuan dari para praktisi dan akademisi yang ahli dibidang pengelolaan sampah.

Masyarakat diberikan pelatihan bagaimana cara mengelola sampah dengan baik dan benar. Dalam mengelola bank sampah, sampah bisa didaur ulang. Sampah organik bisa diubah menjadi pupuk kompos yang berguna bagi petani. Sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang menjadi aneka barang yang mempunyai nilaiguna. Selain mempunyai nilaiguna, pengelolaan bank sampah juga bisa menjadi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, dan juga mempunyai nilai ekonomis tentunya.

Sampah masih menjadi masalah besar di negeri ini. Optimalisasi pengelolaan bank sampah diharapkan mampu mengatasi masalah yang akut dan kronis ini.

 

Penulis adalah Akademisi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

Editor : Trisno S Sutanto


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home