Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 08:46 WIB | Selasa, 02 Februari 2016

Marwan Jafar Tanamkan Islam Nusantara ke Pelosok Desa

Marwan Jafar Tanamkan Islam Nusantara ke Pelosok Desa
Ilustrasi: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar saat memberi kata sambutan di Pra Musyawarah Pembangunan Nasional di Gedung Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas, Jakarta. (Foto-foto: Dok. satuharapan.com/ Prasasta WIdiadi).
Marwan Jafar Tanamkan Islam Nusantara ke Pelosok Desa
Ilustrasi: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj (ketiga dari kanan) saat melakukan penandatanganan kerja sama antara PBNU dan Bank Tabungan Negara, hari Senin (1/2) di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menceritakan bahwa saat menunaikan tugas sebagai menteri dia pergi ke berbagai pelosok desa, dan dia menilai pemahaman tentang Islam Nusantara sangat efektif dalam menanamkan pemahaman Pancasila bagi masyarakat.

“Inilah sebabnya, kita harus menggaungkan cinta NKRI baik secara fisik maupun ideologi ke desa-desa. Jangan sampai globalisasi membuat kecintaan pada tanah air tergerus,” kata Marwan saat menghadiri hari lahir ke-90 Nahdlatul Ulama, hari Sabtu (30/1), di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jl. Kramat Raya, Jakarta.

Marwan menambahkan seluruh warga Nahdlatul Ulama harus menyeimbangkan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pagar Nusa (singkatan dari Pagarnya Nahdlatul Ulama dan Bangsa, red) sebagai pendekar NU harus segera dimunculkan di seluruh Provinsi Indonesia hingga ke desa-desa,” kata dia.

Menurut blog Perguruan Silat Tenaga Dalam Pagar Nusa pstdk.blogspot.co.id, Pagar Nusa adalah nama sebuah lembaga dari NU yang khusus menangani atau mewadahi semua bentuk Ilmu bela diri dari berbagai aliran yang lahir dari warga NU dan warga NU berdakwah Agama Islam sebagian besar melalui pondok pesantren.

Marwan mengingatkan saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan serius, ditandai dengan munculnya berbagai ideologi yang melenceng dari semangat Pancasila.

“Gerakan ideologi di luar Pancasila muncul dari kesalahan persepsi memaknai,” kata Marwan.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj menjelaskan NU berkomitmen untuk senantiasa menjaga perdamaian dan keutuhan bangsa dan negara Indonesia karena, menurut dia, komitmen terus digelorakan, karena NU melihat banyak gerakan dan paham yang cenderung mencerai-berai keutuhan bangsa yang sejak dahulu hingga kini terus dibangun oleh para ulama, khususnya ulama pesantren.

“Sinergi dan keselarasan antara agama nasionalisme hingga kini terjaga karena jasa dan perjuangan para ulama yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari,” kata dia. 

KH Hasyim Asyari, kata Siradj, beserta para ulama tidak mempunyai ambisi mendirikan khilafah seperti yang dilakukan oleh ulama-ulama Timur Tengah. Karena menurutnya, agama dan nasionalisme sangat bisa berjalan beriringan membangun bangsa yang satu.

Dari siaran pers yang diterima satuharapan.com, hari Selasa (2/2) di Jakarta menyebut Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara meyakini bahwa akan ada banyak tantangan generasi muda NU, seperti dikemukakan Ketua PC GP Ansor Kota Pematangsiantar, Arjuna dia menyatakan tantangan NU ke depan sangat berat sebab berada dalam posisi sulit karena ada krisis kepercayaan secara struktural maupun kultural dalam menghadapi persoalan bangsa terutama upaya untuk mengatasi problem-problem keumatan.

“Seperti masalah kemiskinan umat, pendidikan, demokrasi dan civil society, dampak perkembangan sains dan teknologi, dan masalah kemerosotan moral (akhlak). Kita baru saja mendengar adanya organisasi kemasyarakatan yang mengajarkan penyimpangan, ada lagi yang mengajarkan kekerasan, bahkan ada yang membuat keributan,” kata Arjuna.

Dia berharap Indonesia tidak kehilangan identitas dan karakter, yang akan melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara baik sebagai umat maupun sebagai warga bangsa.

“Sadar akan kenyataan ini maka NU sebagai ormas Islam terbesar di republik ini wajib mengambil bagian di dalam mengokohkan strategi budaya dan peradaban bangsa,” kata Arjuna.

GP Ansor merupakan Ormas Kepemudaan (OKP) Islam terbesar di Indonesia dan merupakan Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama, sebagai sebuah organisasi induk, keberadaan GP Ansor menjadi bagian integral Nahdlatul Ulama (NU) yang gerakannya bertujuan untuk mengorganisir para pemuda Indonesia yang beragama Islam menjadi kader NU yang andal.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Banser GP Ansor Pematang Siantar, Sartono menyimpulkan, perlunya peningkatan wawasan bagi kader generasi muda Nahdliyin, seperti wawasan keislaman, wawasan kebangsaan, wawasan kesejahteraan untuk mewujudkan sumber daya manusia untuk ikut berperan aktif memajukan kehidupan masyarakat dan bangsa. (nu.or.id/PR).

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home