Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben E. Siadari 14:59 WIB | Rabu, 23 Desember 2015

Maskapai Penerbangan Syariah Resmi Beroperasi di Malaysia

Kru Rayani Air berdoa sebelum berangkat di Bandara Internasional Kuala Lumpur 2 di Sepang, Malaysia pada 22 Desember 2015. (Joshua Paul/Associated Press)

KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Malaysia kini secara resmi memiliki maskapai penerbangan syariah. Maskapai baru bernama Rayani Air itu secara resmi beroperasi pertama kalinya pada hari Minggu (20/12) lalu. Penerbangan dimulai dengan membaca doa yang dilafazkan melalui pengeras suara di pesawat.

Ini merupakan penerbangan Islami pertama di Malaysia, yang dioperasikan berdasarkan aturan Islam, termasuk berdoa sebelum penerbangan, tidak ada alkohol dan makanan mengandung babi dalam menu, serta aturan berbusana yang ketat bagi pramugari Muslim.

Yang unik, sebagaimana dilaporkan oleh The Washington Post, adalah pemicu munculnya ide penerbangan Islami ini. Awalnya adalah luasnya keluhan kaum Muslim konservatif yang dipublikasikan setelah dua bencana yang menimpa pesawat Malaysia Airlines. Mereka mengatakan bencana itu terjadi karena murka Allah. Solusinya: penerbangan harus mengadopsi kebiasaan Islam yang ketat untuk menghindari kutukan.

Menurut The Washington Post, reaksi terhadap bencana itu dan penciptaan maskapai tersebut adalah contoh jelas dari meningkatnya garis keras kelompok Islam di Malaysia, di mana umat Islam meliputi 60 persen dari 30 juta penduduk negara itu.

"Kami menjawab seruan dari banyak orang Malaysia yang ingin sebuah maskapai penerbangan Islam," kata direktur Rayani, Jaafar Zamhari, kepada The Associated Press. "Kami tidak berbicara tentang menjadi maskapai suci atau tujuan suci. Kami hanya ingin memberikan alternatif untuk wisatawan, tapi kami terbuka untuk semua ras dan agama," kata dia.

Ironisnya, orang-orang yang menjawab seruan kalangan Islam konservatif dan memulai penerbangan Islami itu justru adalah pengusaha beragama Hindu. Mereka adalah Ravi Alagendrran dan istrinya, Karthiyani Govindan. Mereka menggunakan bagian dari nama pertama mereka untuk nama maskapai yang.

Alagendrran dalam sambutannya yang dimuat media lokal, mengatakan tentang maskapainya itu, bahwa "siapa saja yang ingin melakukan perjalanan dalam lingkungan yang sederhana dan bebas alkohol akan merasa seperti di rumah."

Pada penerbangan 55 menit pada Selasa (22/12) --setelah sempat tertunda dua jam -- dari Kuala Lumpur ke Kota Baru, lebih dari 100 penumpang disambut oleh pramugari perempuan Muslim mengenakan jilbab hitam, celana panjang dan jaket hijau limau. Doa dibacakan sebelum lepas landas dan penumpang disajikan makanan halal, yang berarti daging yang disajikan berasal dari hewan yang disembelih sesuai dengan prosedur Islam.

Setidaknya satu penumpang mengatakan ia memilih maskapai itu karena kredensial Islamnya.

"Ini cukup penting bagi saya karena pertama-tama, saya seorang Muslim, dan kedua, Malaysia adalah negara Islam," kata Che Masnita Atikah, seorang mahasiswa berusia 23 tahun.

"Cukup penting untuk memiliki maskapai semacam ini untuk mewakili Malaysia dan citranya sebagai negara Islam."

Rayani Air adalah maskapai penerbangan Islami keempat di dunia setelah Royal Brunei Airlines, Saudi Arabian Airlines dan Iran Air.

Jaafar mengatakan penumpang pria dan wanita tidak dipisahkan di dalam pesawat dan tidak ada aturan tertentu dalam berpakaian untuk wisatawan.

"Bahkan jika mereka datang dengan celana pendek, mereka dipersilahkan," katanya. "Kami menghormati perbedaan di antara kita."


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home