Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:29 WIB | Selasa, 15 Maret 2016

Mei –Juni Sebagian Besar Masuk Awal Musim Kemarau

Kepala BMKG, Dr Andi Eka Sakya M Eng, di depan media massa saat jumpa pers Prakiraan Musim Kemarau Senin (14/3) siang di Kantor BMKG. (Foto: bmkg.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Berdasarkan pemantauan dinamika atmosfer Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan El Nino kuat sudah terjadi sejak bulan Agustus 2015, saat ini berada pada status El Nino moderate, dan diprediksi akan meluruh secara perlahan-lahan menjadi netral pada bulan April - Mei 2016.

Hal itu diutarakan Kepala BMKG, Dr Andi Eka Sakya M Eng, di depan media massa saat jumpa pers Prakiraan Musim Kemarau pada Senin (14/3) siang di Kantor BMKG, seperti dirilis dari situs bmkg.go.id.

Sementara La Nina, diprediksi terjadi pada akhir tahun antara bulan Oktober-Desember 2016 dengan peluang 50 persen. Pada periode tersebut bertepatan dengan periode awal musim hujan, sehingga perlu diwaspadai peluang terjadinya curah hujan tinggi pada saat La Nina berlangsung.

Kepala BMKG mengatakan, prakiraan awal musim kemarau 2016, di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan pada bulan  Mei dan Juni 2016, sebanyak 283 Zona Musim (ZOM) (65.8 persen). Paling awal bulan Februari 2016 sebanyak 4 ZOM, dan paling akhir bulan Oktober 2016 sebanyak 1 ZOM.

Daerah yang telah memasuki musim kemarau sejak bulan Februari 2016 meliputi, pesisir timur Sumatera Utara dan Riau (Dumai, Bengkalis, Siak, Rohil, dan Meranti).

Daerah-daerah ini, memang mempunyai pola musim yang berbeda dengan wilayah Indonesia lainnya, yang memiliki dua puncak musim hujan setiap tahunnya. Pengurangan curah hujan telah terjadi sejak bulan Februari dan diprediksi akan mendapat hujan kembali pada bulan April.

“Daerah yang perlu diwaspadai, yaitu Riau bagian timur, Sumatera Utara bagian timur, dan Sulawesi Selatan bagian tengah karena diprediksi awal musim kemarau maju 2-3 Dasarian dengan sifat hujan di bawah normal,“ kata Kepala BMKG.

Wilayah Provinsi Riau mengalami curah hujan antara 0  s/d 50 mm, umumnya terjadi di sebelah utara serta pesisir seperti Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Kep Meranti, serta Siak.

Sementara, seperti dalam keteranganya kepada para jurnalis, Kepala BMKG mengutarakan, bagian barat Riau, seperti Rokan Hulu, Kampar, Pekanbaru, Kuansing, Inhu bagian barat serta sebagian besar Indragiri Hilir, tidak menunjukkan kondisi `kekurangan` hujan, seperti dialami di bagian pesisir timur Riau. Kondisi di pesisir timur Riau, semakin mengalami defisit hujan memasuki Februari 2016. Jika dibandingkan dengan rata-rata 30 tahunnya, awal musim kemarau diprakirakan mundur (49,7 persen) dan sama (27,5 persen), dan maju (22,8 persen).

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home