Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:08 WIB | Senin, 29 Agustus 2016

Mendag: Harga Pangan Tinggi Akibat Distribusi Sangat Panjang

Mendag mengatakan pemerintah memberikan jaminan kepada petani dan juga konsumen dengan memotong mata rantai distribusi pangan dan menjaga harga tetap stabil.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan, selama ini mata rantai distribusi pangan yang terlalu panjang mengakibatkan harga komoditas pangan menjadi sangat tinggi.

Hal itu dikatakan Mendag Enggar usai melakukan pertemuan koordinasi stabilisasi pasokan dan harga bahan pokok dan strategis di Auditorium gedung D Kementerian Pertanian, Jalan Ragunan, Jakarta Selatan, hari Senin (29/8).

Enggar menilai mata rantai yang panjang tersebut tidak hanya merugikan petani tetapi juga konsumen dalam memperoleh harga komoditas pangan yang cukup tinggi.

“Nah, yang pada waktu yang lalu, sementara ini terjadi, terjadi dengan mata rantai yang luar biasa, maka petaninya dirugikan, konsumen pun dirugikan karena harganya tinggi. Sedangkan yang diuntungkan adalah yang di tengah (tengkulak), dan mereka melakukan atau mengambil keuntungan luar biasa yang merugikan petani dan merugikan konsumen,” kata Enggar.

Mendag mengatakan pemerintah memberikan jaminan kepada petani dan juga konsumen dengan memotong mata rantai distribusi pangan dan menjaga harga tetap stabil. Dia berharap petani tidak akan mengalami kerugian dan konsumen dapat menikmati harga pangan yang sesuai.

“Oleh karena itu, petani sebagai produsennya kita jamin. Konsumennya sebagai buyer pun kita jaga, yaitu dengan menjaga harga,” dia menegaskan.

Lebih lanjut, Enggar mengatakan bahwa pemerintah memberikan jaminan kepada hasil produksi petani dan peternak untuk mendapatkan keuntungan yang wajar sehingga produksinya selalu terjaga dan terus berproduksi.

“Jadi kita berdua sepakat, bahwa seperti yang tadi disampaikan produksi produsen, petani dan peternak harus terjamin, harus terjamin dia mendapat keuntungan yang wajar sehingga dengan demikian produksinya selalu terjaga dan dia mau terus berproduksi,” kata Mendag Enggar.

Menurut Enggar, jaminan pemerintah tersebut dengan membeli seluruh hasil produksi petani dan peternak sehingga kegiatan usaha, pemasaran dan penjualannya berjalan dengan baik.

“Karena itulah yang dilakukan oleh Pak Mentan untuk selalu mendorong tetapi harus ada jaminan. Jaminan bahwa seluruh hasil produksinya ini terserap, terbeli. Karena problem di dalam kegiatan usaha ialah, satu sisi produksi, sisi lain adalah dari sisi pemasaran atau penjualannya,” kata Enggar.

Hari ini (29/8), Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo melakukan pertemuan koordinasi stabilisasi pasokan dan harga bahan pokok dan strategis di Auditorium gedung D Kementerian Pertanian, Jalan Ragunan, Jakarta Selatan.

Tampak hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan dari Bulog, PD Pasar Jaya, Pasar Komoditas Nasional, Asosiasi Peternak Unggas Rakyat, Pemprov DKI Jakarta, PT. Dharma Jaya, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Komisi VI DPR RI, serta pejabat eselon I kementerian terkait.

DKI Jakarta Jadi Pilot Project

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok melakukan rapat tertutup di kantor Kementerian Perdagangan, pada hari Senin (15/8).

Sebelumnya, Pemerintah menyepakati untuk memangkas mantai rantai distribusi pangan yang dinilai menjadi persoalan dibalik harga pangan yang sangat tinggi.

“Yang menjadi persoalan adalah mata rantai distribusi, mata rantai supply chain-nya ini yang di beberapa tempat memberikan biaya ekonomi tinggi yang berlebihan,” kata Enggar dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, hari Senin (15/8).

Pemerintah menyadari bahwa tidak mungkin memotong mata rantai distribusi pangan sekaligus. Di sisi lain pemerintah mengaku tidak mungkin membiarkan masyarakat, rakyat secara keseluruhan membeli sesuatu dengan harga tinggi yang keuntungannya hanya dinikmati oleh beberapa kelompok orang.

Oleh karena itu pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah, khususnya DKI Jakarta untuk menjadi contoh membuat sistem pemotongan mata rantai distribusi pangan yang berlebihan.

“DKI Jakarta telah memiliki satu sistem, mereka memiliki pusat grosir. Mereka kini sedang membuat satu sistem yang akan memotong mata rantai yang berlebihan,” kata Enggar.

“Ini terjadi, ini sebagai pilot project dan kami akan masuk, dan kami akan memberikan perhatian secara serius mengenai rantai dagang ini, rantai distribusi ini yang akan kita pantau terus. Kami semua akan mengikuti itu,” dia menambahkan.

Pemerintah menyadari tidak mudah memotong mata rantai distribusi pangan. "Tapi pemerintah meyakini dengan niat baik dan karena mengetahui kondisi-kondisi pasar serta dijaminnya produksi pangan yang terus dijaga oleh Kementerian Pertanian maka insya Allah ini akan bisa tercapai,” kata Enggar.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home