Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:52 WIB | Senin, 07 Desember 2015

Mendag Masih Kaji Penggunaan Yuan Dalam Eksim

Ilustrasi mata uang Yuan. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong masih mengkaji dampak penggunaan mata uang yuan (renmibi) terhadap kinerja ekspor dan impor Indonesia.

“Penggunaan mata uang yuan sebagai mata uang dunia masih memerlukan sosialisasi. Butuh waktu karena itu memang hal yang baru,” kata Thomas dalam acara Apindo CEO’s Gathering di JS Luwansa Jalan Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan, hari Senin (7/12).

Namun, dia tidak menampik masuknya yuan sebagai salah satu cadangan mata uang dunia tersebut akan membuat yuan menjadi mata uang pilihan selain dolar Amerika. Apalagi saat ini dolar AS semakin langka dan mahal.

“Jadi memberikan opsi, karena kan sekarang dolar AS semakin langka, dolar AS semakin mahal, jadi oke kalau umpamanya ada opsi lain, renmibi yang lebih tersedia, lebih besar pasokannya, mungkin juga lebih murah, ya kenapa tidak.”

Pekan lalu, Deputi bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan masuknya yuan menjadi cadangan mata uang dunia merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor karena nantinya barang-barang dari Indonesia yang dijual ke Tiongkok akan menjadi lebih murah.

“Dampak dari menggunakan renmibi dan akhirnya dimasukkan menjadi mata uang dunia tentu membuat renmibi secara teori akan menguat dibanding mata uang lain dan mungkin juga terhadap mata uang kita,” kata Sasmito di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat, hari Selasa (1/12).

“Kalau menguat terhadap mata uang kita jadi harga barang-barang ekspor ke sana (Tiongkok) bisa lebih murah. Kalau bisa lebih murah orang Tiongkok bisa membeli harga barang kita lebih banyak karena lebih murah. Semua orang senang kalau harganya lebih murah. Itu nanti bisa membantu ekspor kita.”

Sedangkan di sisi lain, barang-barang dari Tiongkok harganya akan lebih mahal bila dijual ke negara lain termasuk Indonesia. Sehingga, di titik ini, Indonesia bisa menekan impor dan memperbaiki neraca perdagangan dengan Tiongkok yang masih defisit. 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home