Loading...
INSPIRASI
Penulis: Agustinus Eka Saptono 00:00 WIB | Minggu, 15 Desember 2013

Menghadap Khalik

Di ketinggian. (foto: ymindrasmoro)

SATUHARAPAN.COM – Pertama  kali berjumpa dan berkenalan dengannya tiga bulan lalu. Tanpa sepatah kata keluar dari  mulutnya. Hanya gumaman yang tak kumengerti, sesekali disampaikan kepada suaminya sebagai penyambung percakapan kami.

Sudah lima tahun Sang Ibu terbaring tak berdaya karena serangan stroke. Hari itu sudah ke sekian kali dia terkena serangan, dengan nafas tersengal dan tubuh bergetar. Keluarga memintaku untuk mendoakannya, dengan pesan mereka sudah merelakan bila Tuhan berkenan memanggil Sang Ibu. Namun, melihat tatapan matanya, kukatakan kepada keluarga belum saatnya.

Tubuhnya memang sudah lama mati, namun tatapan matanya menunjukkan keinginan untuk bertahan demikian kuat. Hari-hari berlalu sambil kucoba mencari tahu apa yang hendak disampaikannya. Percakapan demi percakapan mulai dari anggapan bahwa Sang Ibu memiliki jimat bisa diabaikan hingga permasalahan yang paling mungkin menjadi beban pikirannya sedikit terungkap. Ternyata Sang Ibu merasa belum bisa melepaskan anak-anak, terutama anak bungsu yang terpaut cukup jauh dari kakak-kakaknya.

Ibu tetaplah ibu dan anak tetaplah anak. Sekalipun anak-anak telah dewasa, Sang Ibu merasa perlu meyakinkan mereka agar terus hidup rukun dan saling mengasihi. Itulah yang kukatakan kepada keluarga.

Hingga suatu sore kuminta anak-anaknya yang sedang dalam perjalanan pulang berbicara via telepon kepada ibu mereka. Seiring doa dan puji-pujian nafasnya mulai tenang, tatapannya mulai teduh dan tertidur hingga menjelang pagi. Setelah anak-anaknya berkumpul Sang Ibu kembali kepada Sang khalik.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home