Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 00:00 WIB | Sabtu, 14 Desember 2013

Harapan Yohanes Pembaptis

Yohanes Pembaptis di Penjara (foto: goodsalt.com)

SATUHARAPAN.COM – Yohanes  Pembaptis di penjara (Mat. 11:2-11). Orang yang pernah begitu menggetarkan padang gurun Yudea tak lagi bisa bertemu dan menegur orang sesukanya. Dinding-dinding penjara telah membelenggunya.

Bisa jadi, terkait gaya hidupnya, pada awal-awal pemenjaraannya dia tak begitu mempersoalkan nasibnya. Sebab, dia dipenjara bukan karena tindak kriminal, tetapi karena gencar mengkritik. Sasarannya adalah Herodes—sang penguasa negeri. Ketika Herodes mengunjungi rumah Filipus di Roma, ia membujuk Herodias untuk meninggalkan Filipus dan menikah dengannya.

Di mata Yohanes Pembaptis, kesalahan Herodes tak boleh dibiarkan. Bagaimanapun, Herodes adalah pemimpin negeri. Jika kesalahan pemimpin dibiarkan, maka dia akan kehilangan kewibawaannya sebagai pemimpin. Jika pemimpin telah kehilangan wibawanya, apa lagi modalnya selaku pemimpin? Herodes ternyata tak suka kritikan. Dan penjara adalah jawabannya.

Nah, di penjara itu Yohanes Pembaptis mendengar tentang pekerjaan Yesus. Sepupunya itu telah menjadi terkenal. Yesus, orang Nazaret, yang pernah dibaptis olehnya itu, telah melakukan serangkaian mukjizat. Cuma, ini pertanyaannya, mengapa Yesus tidak peduli? Mengapa Dia tidak membebaskannya? Bukankah Dia punya kuasa.

Lupakah Yesus dengan peristiwa baptisan yang belum lama berselang. Jika tidak, mengapa Yesus tidak memberi perhatian kepadanya? Yohanes Pembaptis mengutus para muridnya untuk bertanya, ”Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?”

Atas pertanyaan itu, Yesus menegaskan bahwa Dialah Mesias sebagaimana nubuat Yesaya (Yes. 35:5-6). Namun, lanjut Yesus, ”Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”

Yesus tampaknya hendak menyatakan bahwa Dia tetap Mesias. Memang, Sang Guru dari Nazaret itu belum mengunjungi sanaknya di penjara. Tetapi, Dia tetap Mesias. Mesias akan melakukan apa yang dipandang-Nya baik. Dan para penulis Alkitab mencatat, hingga akhir hidup Yohanes Pembaptis, dua bersaudara itu tak pernah bertemu lagi di dunia.

Dengan kata lain, harapan Yohanes Pembaptis tinggal harapan.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home